Sabtu, 27 Juli, 2024

Kementan Gencarkan Gerakkan Tanam Mei di Grobogan untuk Percepatan Panen dan Antisipasi Penyerangan OPT

MONITOR, Jakarta – Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi, mengunjungi Kabupaten Grobogan untuk percepatan panen dan antisipasi penyerangan Organisme Pengganggu Tumbuhan atau OPT.

Dalam kunjungannya itu, Dirjen Suwandi memberikan sosialisasi tentang langkah antisipatif yang harus dilakukan para petani dalam mengantisipasi penyerangan OPT.

Kemudian, dia juga meminta kerja sama petani agar stabilisasi harga beras dapat diwujudkan, sehingga petani pun tidak dirugikan.

Dirjen Suwandi menyampaikan bahwa arahan memasok beras ke Bulog adalah demi kepentingan petani, untuk mendapatkan harga yang lebih layak. “Jadi tolong kalau ada harga jatuh kayak tadi 4,8 – 5,5, itu tolong ke Bulog saja itu harganya 6 ribu,” jelasnya.

- Advertisement -

Pada kegiatan itu, Dirjen Suwandi juga berkesempatan untuk mengunjungi langsung lahan pertanian dari salah satu kelompok tani.

Dia mengapresiasi para petani setempat yang semangat menaikkan IP hingga 400. “Ini luar biasa kelompok tani luas lahannya 15 hektare, dan sudah menanamkan prinsip-prinsip bertani yang baik, IP 300, produktivitas sekitar 68, dan kelompok tani semangat buat mengejar IP 400,” ujarnya.

IP 400 menurut Suwandi, dapat dilaksanakan sesuai dengan arahan Menteri Pertanin (Mentan) Andi Amran Sulaiman, yaitu dengan percepatan tanam.

“(Mengejar IP 400) dengan berbagai upaya-upaya salah satunya solusi air untuk memperpendek jarak antara masa panen dan tanam, aspek mekanisasi percepatan olah tanah termasuk untuk panennya, dan ini semangat saya ingin berlaku untuk desa-desa di kecamatan lain se-Kabupaten Grobogan.

Dirjen Suwandi juga meninjau langsung masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok tani.

Misalnya, Kelompok Tani Mudi Rezeki dengan luas lahan 215 hektare, mereka mengalami kendala atau masalah gagal panen, banjir musiman, serta hama seperti tikus.

Di Kabupaten Grobogan, Kecamatan Tegowanu, Desa Mangunsari sendiri luas sawah mencapai 4.093 hektare dengan varietas Inpari 32, IP 200, dengan provitas 6.500, harga gabah petani 6.500 per kilo dan biaya produksi mencapai Rp15 juta.

“Kendala yang dialami para petani di sini adalah penggerek batang. Kita akan segera bantu dan koordinasi untuk penangannannya,” pungkas Dirjen Suwandi.

Selama kunjungan, Dirjen Suwandi juga memberikan arahan dan pencerahan kepada kelompok tani setempat soal antisipasi OPT dan percepatan tanam, karena itu banyak pihak yang terbantu, khususnya para petani.

Suwandi juga mengecek varietas padi yang akan ditanam, ia menilai cukup bagus dan berharap agar panen bisa kembali dilakukan di bulan Agustus.

“(Sudah dicek) bagus siap untuk ditanam sekarang sudah mulai tanam, mudah-mudahan ini akan berhasil (nanti) dipanen bulan Agustus,” ucap Suwandi disambut harapan yang sama oleh petani setempat.

Suwandi menyampaikan bahwa rencananya bulan Agustus akan kembali dilaksanakan panen raya di Kabupaten Semarang, setelah sebelumnya panen raya sudah dilaksanakan pada bulan Maret-April.

Suwandi menjelaskan kebutuhan-kebutuhan yang ditampungnya dari para petani, selain pompanisasi juga diantaranya alat-alat untuk olah tanah. “Di sini membutuhkan air, butuh mesin-mesin alat-alat tanah, kemudian juga kalau benih tersedia ya, gak sulit-sulit,” pungkasnya.

Ditempat yang sama Dandim Grobogan, Letkol arh muda setyawan mengatakan bahwa Saat ini pihaknya tengah bertanggung jawab terhadap 45.000 ha sawah tadah hujan dan saat ini sudah diterima 113 brigade alsintan. “Kami siap untuk pengawalan kepada kelompok tani sehingga percepatan masa tanam dengan persiapan lahan siap tanam bisa dipercepat”, Pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER