Sabtu, 20 April, 2024

AHY Duga Ada yang Ingin Merusak Hubungan Baik SBY-Jokowi

“Saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Presiden tidak tahu-menahu”

MONITOR, Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menduga bahwa gerakan pengambilalihan secara paksa atau kudeta terhadap partainya juga bertujuan untuk merusak hubungan baik antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

AHY mengungkapkan bahwa gerakan yang ingin mendorong digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat tidak terkait dengan Jokowi.

Menurut AHY, perbuatan membawa-bawa nama Jokowi itu hanya akal-akalan kelompok Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) untuk menakut-nakuti para kader agar mau bergabung dalam gerakan mereka.

“Terhadap hal itu, saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Presiden tidak tahu-menahu tentang keterlibatan salah satu bawahannya itu. Ini hanya akal-akalan kelompok GPK-PD untuk menakut-nakuti para kader,” ungkapnya dalam siaran pers, Jakarta, Kamis (18/2/2021).

- Advertisement -

AHY juga menduga bahwa perbuatan membawa-bawa nama Jokowi itu dilakukan untuk merusak hubungan baik yang sudah terjalin antara Jokowi dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY.

Sebab, menurut AHY, selama ini SBY memiliki hubungan yang cukup baik dengan Presiden Jokowi. “Tapi kelompok ini berusaha memecah belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu,” ujarnya.

AHY mengatakan bahwa GPK-PD memiliki pola kuno untuk menjadikan seseorang menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, yaitu melalui KLB. Menurut AHY, gerakan itu mula-mula berupaya mempengaruhi para pemilik suara sah Partai Demokrat.

“Karena tidak berhasil, mereka mencoba mempengaruhi pengurus DPD dan DPC, tapi tidak berhasil juga,” katanya.

Kemudian, lanjut AHY, mereka mencoba mempengaruhi mantan pengurus yang kecewa, mengklaim bahwa itu merepresentasikan pemilik suara dan mengklaim telah berhasil mengumpulkan suara sekian puluh bahkan sekian ratus suara.

AHY menegaskan bahwa klaim itu tidak benar. Menurut AHY, GPK-PD melakukan itu supaya bisa menggelar KLB agar seolah-olah disebabkan oleh faktor internal, padahal itu muncul karena persoalan eksternal.

“Persoalannya adalah eksternal yaitu kelompok ini sangat menginginkan seseorang menjadi calon presiden 2024 dengan jalan menjadi Ketua Umum PD melalui KLB,” ungkapnya.

AHY menyadari jika setiap organisasi memiliki persoalan, dan setiap persoalan itu masih bisa ditanganinya sampai hari ini dengan melalui dialog.

“Saya sejak hari ini sudah keliling kembali ke DPC-DPC di daerah-daerah untuk memastikan persoalan-persoalan antara hubungan DPP-DPD-DPC berjalan dengan baik. Saya paham, seringkali DPC kangen untuk bertemu ketumnya dan menyampaikan persoalannya secara langsung,” ujarnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER