POLITIK

Jadi Mensos, Risma Dinilai Akan Tetap Tegas dan ‘Cerewet’

MONITOR, Jakarta – Dosen Ilmu Politik UIN Jakarta, Bakir Ihsan, mengungkapkan bahwa karakter personal itu sudah merupakan kebiasaan yang sukar untuk diubah. Ia akan selalu hadir kapan dan di manapun.

Hal itu disampaikan Bakir untuk membaca karakter Tri Rismaharini setelah ditugaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Sosial (Mensos).

Menurut Bakir, dalam konteks jabatan Risma sebagai Mensos, tentu karakter tersebut akan terbatasi hanya sebatas kewenangannya di kementerian yang dipimpinnya.

“Dari segi wewenang, Mensos lebih terbatas dibandingkan dengan posisinya (Risma) yang sebagai wali kota yang bertanggungjawab secara keseluruhan terhadap pengembangan sebuah wilayah,” ungkapnya kepada media, Jakarta, Minggu (27/12/2020).

Sehingga, lanjut Bakir, Risma nantinya bisa menginspeksi bahkan mungkin memberi sanksi pada bagian yang dianggap menghambat terhadap pengembangan wilayahnya. 

Bakir memprediksi, karakter Risma akan tetap terbaca dalam konteks wewenangnya di Kemensos, sementara dalam konteks lainnya sudah ada kapling kementerian masing-masing. 

“Jadi ketegasan atau karakter kepemimpinannya tetap akan bertahan sebatas wewenangnya sebagai Mensos,” ujarnya.

Senada dengan Bakir, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (SUDRA) Fadhli Harahab, menilai bahwa karakter Risma tak akan berubah, meski saat ini dia memimpin sebuah lembaga dan kementerian.

Menurut Fadhli, posisi Risma sama-sama tetap sebagai anak buah Presiden, hanya di level yang berbeda saja.

“Waktu dia sebagai wali kota tetap dia kepanjangan tangan dari pusat. Apalagi, Risma dan Pak Jokowi sama-sama kader PDIP, jadi sudah pasti keduanya akan gotong royong menyukseskan pemerintahan,” katanya dihubungi terpisah.

Fadhli meyakini, karakter Risma sulit berubah, ia akan tetap terlihat tegas dan keras, ‘cerewet’, tanpa pandang bulu, bahkan sisi ‘emosionalnya’ tetap melekat dalam ‘mengamankan’ semua kebijakan dan program yang diputuskan di lembaganya.

Analis politik asal UIN Jakarta itu sendiri mengaku tetap mendorong agar Risma tak mengubah watak dan karakternya. Apalagi menurut Fadhli, Risma sekarang memimpin sebuah lembaga yang memiliki beban citra negatif karena mantan menterinya tersandung kasus bantuan sosial (bansos). 

“Bansos ini jadi sorotan, dia (Risma) juga dibekali anggaran yang tidak sedikit. Jadi memang dibutuhkan orang seperti Risma. Maka sejak awal kabinet reshuffle diumumkan Jokowi, yang kira-kira pas sama posisi ya Risma. Kalau yang lainnya (menteri baru) masih kita uji sama-sama. Maka benar simbol jaket biru (dikenakan menteri baru) itu untuk ingatkan mereka supaya gak berubah jadi warna oranye,” ungkapnya.

Recent Posts

Puan Tegaskan Tenaga Kesehatan Harus Bebas Narkoba, Dorong Pengawasan Ketat

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menekankan pentingnya profesionalitas dan etika yang baik…

20 menit yang lalu

Tak Cuma Prioritaskan Ekspor, Menteri Maman Minta UMKM Penuhi Kebutuhan Domestik

MONITOR, Jakarta - Menteri Maman Abdurrahman menekankan para pengusaha usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)…

5 jam yang lalu

Dirut Jasa Marga Sampaikan 1,1 juta Kendaraan Terlayani Optimal saat Libur Hari Kemerdekaan RI

MONITOR, Jakarta - Selama periode libur Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) Jasa Marga memberikan pelayanan…

5 jam yang lalu

LPDB HUT ke-19, Perkuat Komitmen Pembiayaan Dana Bergulir ke Koperasi

MONITOR, Jakarta - Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi merayakan hari jadinya yang ke-19 dengan…

7 jam yang lalu

DPR Setuju Gagasan Prabowo Hapus Tantiem, Komisaris BUMN Harus Fokus Kinerja

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Rivqy Abdul Halim, mendukung penuh langkah Presiden…

8 jam yang lalu

Spektakuler! Dari Closing Celebration ke Awal Perjalanan, UPH Festival 2025 Bangkitkan Iman dan Karakter Mahasiswa Baru

MONITOR, Jakarta - Semarak Universitas Pelita Harapan (UPH) Festival 2025 resmi ditutup dengan gemilang melalui…

9 jam yang lalu