NASIONAL

Pengamat Intelijen: Seharusnya Rizieq Kooperatif Penuhi Panggilan Polri

MONITOR, Jakarta – Pengamat Militer dan Intelijen, Susaningtyas Kertopati, menilai bahwa insiden penembakan terhadap enam Anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) merupakan suatu kondisi sebab akibat.

Wanita yang akrab disapa Nuning itu mengungkapkan bahwa jika saja dari awal Imam Besar FPI Rizieq Shihab tidak membiarkan pengikutnya melakukan kerumunan di tengah situasi pandemi Covid-19, maka tidak akan ada reaksi dari aparat baik Polri maupun TNI.

“Seharusnya MRS (Muhammad Rizieq Shihab) kooperatif memenuhi panggilan Polri dalam pemeriksaan dugaan pelanggaran protokol kesehatan termasuk kasus-kasus lain yang belum selesai dimana juga melibatkan dirinya sebelum pergi ke Arab Saudi,” ungkapnya kepada MONITOR, Jakarta, Selasa (8/12/2020).

Namun kendati demikian, menurut Nuning, Polri harus melakukan evaluasi pemakaian senjata api oleh anggotanya.

Di sisi lain, Nuning menyampaikan, bila betul senjata-senjata yang ditunjukkan Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya adalah senjata milik Anggota Laskar FPI, maka pembelaan Polri atas jiwa anggotanya yang terancam bisa diterima.

“TNI-Polri pun harus memiliki pembacaan dalam konteks intelijen bahwa yang terjadi ini siapa tahu ‘Tes Ombak atau Test The Water’ untuk suatu aksi perlawanan yang lebih besar dan membahayakan persatuan kesatuan bangsa. Oleh karenanya penanganan terhadap organisasi yang mazhabnya intoleran dan radikal harus tegas, jangan tanggung dan sedapat mungkin terukur,” ujarnya.

Dosen Intelijen Universitas Pertahanan itu menegaskan bahwa negara tidak boleh kalah dari aksi-aksi premanisme yang dilakukak oleh kelompok-kelompok tertentu.

“Satu hal lagi, Negara tidak boleh kalah dengan premanisme. Apa yang dilakukan Polri sudah sesuai hukum,” katanya.

Di samping itu, Nuning juga meminta kepada TNI-Polri untuk kembali membina jajarannya agar terbebas dari paham-paham radikal.

“Pimpinan TNI-Polri pun sebaiknya membersihkan prajuritnya dari ideologi menyimpang yang berkeberpihakan terhadap intoleransi/radikalisme,” ungkapnya.

Recent Posts

Dirut Jasa Marga: Tujuh Gerbang Tol di Ruas Tol Dalam Kota Telah Beroperasi Normal

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk memastikan tujuh Gerbang Tol (GT) di Ruas…

21 menit yang lalu

Kebijakan Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20 Persen Pertama Kali dalam Sejarah

MONITOR, Jakarta - Untuk pertama kalinya dalam sejarah program pupuk bersubsidi, Pemerintah Republik Indonesia secara…

36 menit yang lalu

Catatan JMM Satu Tahun Pemerintahan Prabowo; 8 Gebrakan dari Pangan hingga Keimigrasian

MONITOR, Jakarta - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka genap berusia…

1 jam yang lalu

DPR Wanti-wanti Agar Legalisasi Tambang Rakyat Tak Dimanfaatkan Pihak Nakal

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi XII DPR RI, Ratna Juwita Sari memberikan dukungan terhadap kebijakan…

2 jam yang lalu

Momentum HSN 2025, GPK Ajak Stop Fitnah Kiai dan Dunia Pesantren

MONITOR, Jakarta - Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2025 menjadi momentum yang tepat untuk…

2 jam yang lalu

Kado Hari Santri, Presiden Setujui Pembentukan Ditjen Pesantren

MONITOR, Jakarta - Kabar gembira datang bertepatan dengan peringatan Hari Santri 2025. Presiden Prabowo Subianto…

2 jam yang lalu