POLITIK

Pengamat: Jika Gerindra Nolak, Susi Berpeluang Gantikan Edhy Prabowo

MONITOR, Jakarta – Sosok pengganti Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, masih menjadi tanda tanya publik. Sejumlah nama beredar, dan disebut-sebut memiliki peluang mengisi kursi jabatan Edhy Prabowo.

Dari internal Partai Gerindra beredar nama Sandiaga Uno, Ahmad Muzani, Sufmi Dasco hingga Fadli Zon. Sementara dari profesinal beredar nama mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti.

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai, semua nama-nama yang beredar memiliki peluang, hanya saja peluang itu bisa besar atau kecil.

Terkait hal itu, Fadhli berpandangan setidaknya ada tiga skenario yang bisa dilakukan dalam hal menentukan orang yang bakal duduk di posisi tersebut.

Menggeser posisi menteri di kabinet, memilih orang baru (profesional/partai) atau mengganti Edhy dengan orang yang berasal dari partai yang sama yaitu Gerindra.

“Dari sekian opsi tersebut, Aku pikir Gerindra atau Orang Gerindra lebih memiliki peluang besar. Pahitnya, posisi menteri kelautan diberikan kepada orang lain (partai/profesional) jika Gerindra menolak,” kata Fadhli, dalam keterangannya.

Dari opsi itu menurut dia, ada dua nama yang memiliki peluang besar menduduki posisi menteri yang ditinggalkan Edhy Prabowo, yaitu Susi Pudjiastuti (Profesianal) dan Sandiaga Uno (Gerindra).

Kedua tokoh ini, lanjut Fadhli memiliki pengalaman panjang yang tentunya tidak diragukan lagi. Susi berpengalaman memimpin kementerian ini, sementara Sandiaga juga memiliki pengalaman yang tidak kalah hebat. Sandiaga juga merupakan sosok sentral di Partai Gerindra, berpengalaman memimpin birokrasi pemerintahan apalagi dalam dunia usaha.

“Keduanya memiliki pengalaman apik dari berbagai sisi. Dan aku pikir keduanya cukup memiliki kapabilitas untuk memimpin kementerian KKP,” terangnya.

Namun demikian, lanjut Fadhli, posisi menteri KKP lebih berpeluang besar diduduki kader Partai Gerindra, mengingat beberapa faktor, diantaranya soal hubungan koalisi Jokowi-Prabowo.

“Aku pikir jika jatah menteri Gerindra berkurang akan berdampak disharmoni bagi koalisi Jokowi-Prabowo ke depan,” pungkasnya.

Recent Posts

Program KKRI, Wakil Panglima TNI Tekankan Pentingnya Nasionalisme Generasi Muda

MONITOR, Jakarta - Wakil Panglima TNI Jenderal TNI Tandyo Budi R. meninjau langsung pelaksanaan program…

5 jam yang lalu

Forjukafi Ramaikan Zakat Wakaf Funwalk di CFD

MONITOR, Jakarta - Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi) turut memeriahkan acara Zakat Wakaf…

7 jam yang lalu

Capai Rp220 Triliun, Kampanye Zakat dan Wakaf Perlu Dimaksimalkan

MONITOR, Jakarta - Potensi zakat Indonesia diperkirakan mencapai Rp220 triliun per tahun, jauh di atas…

9 jam yang lalu

DPR Desak KPK Tuntaskan Kasus Korupsi Kuota Haji, Jangan Ditutup-tutupi

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah, mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk…

11 jam yang lalu

Menag Salurkan Bantuan Rp300 Juta untuk Pura dan Korban Banjir di Bali

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyapa dan menemui masyarakat Bali yang terdampak banjir…

15 jam yang lalu

KN Tanjung Datu-301 Bagikan Sembako dan Edukasi Keselamatan Nelayan Banten

MONITOR, Banten - Wujud kepedulian sosial kembali ditunjukkan oleh unsur KN. Tanjung Datu-301 dengan menggelar…

18 jam yang lalu