NASIONAL

Jimly Minta Pemerintah Tak Hadapi Rizieq Seperti Mau Perang

MONITOR, Jakarta – Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie, meminta pemerintah untuk tidak menghadapi aksi Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab seperti layaknya mau melakukan peperangan.

Hal itu disampaikan Jimly saat menanggapi langkah pimpinan TNI yang menggelar apel siaga di kesatuan-kesatuan pasukan khusus tiga matra TNI beberapa waktu lalu.

“Jangan bikin suasana tegang, kayak mau perang. Jangan anggap mereka yang tak suka pemerintah itu akan bisa menjatuhkan Presiden,” ungkapnya seperti dikutip dari detikcom, Jakarta, Jumat (20/11/2020).

Jimly menyarankan, pemerintah sebaiknya menganggap aksi Rizieq Shihab itu sebagai sebuah ‘kenakalan’. Karena itu, menurut Jimly, perlu dihadapi dengan lebih bijak dan diplomatis.

Jimly menegaskan, narasi-narasi ketidaksukaan terhadap pemerintah oleh Rizieq Syihab dan para pendukungnya tidak mungkin menjatuhkan Presiden Jokowi.

Bila teologi perang dihadapi dengan ideologi perang, Jimly mengatakan, mungkin saja memang akan menghasilkan penyelesaian yang cepat dengan kemenangan negara.

“Tapi selesainya itu tidak sejati, dan dalam jangka panjang bias menimbulkan luka kebangsaan yang susah merawatnya,” katanya.

Jimly menyampaikan, begitupun dengan langkah hukum terhadap Rizieq Syihab dan kelompoknya, bila terlalu dipaksakan, justru bisa memperuncing masalah. Sepertinya ketegasan hukum itu mulia, tapi itu sesungguhnya cuma di permukaan.

“Di hatinya belum tentu, bahkan akan menyulut dendam,” ujarnya.

Di sisi lain, Jimly juga mengingatkan agar Rizieq Syihab menghentikan model dakwah yang cenderung provokatif. Sebagai pemimpin agama, Jimly menyebutkan, Rizieq Shihab harus dapat ikut menyejukkan suasana, apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Jimly mengungkapkan, para petinggi FPI dan pendukung lainnya jangan membandingkan acara-acara pengumpulan massa yang mereka lakukan dengan proses pilkada. Menurut Jimly, kedua hal itu jelas berbeda karena gelaran pilkada merupakan bagian dari kegiatan bernegara yang diatur undang-undang. 

Jimly juga mengkritik kelompok yang menamakan diri Persaudaraan Alumni (PA) 212. Jimly pun meminta agar rencana menggelar reuni di tengah pandemi diurungkan.

“Acara semacam itu cuma melanggengkan konflik saat Pilgub DKI 2017. Itu cuma memelihara sakit hati,” ungkapnya.

Recent Posts

17.154 Lulus Seleksi PPPK Kemenag Tahap II

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama hari ini mengumumkan hasil akhir seleksi pengadaan pegawai pemerintah dengan perjanjian…

8 jam yang lalu

Kementerian PU Kebut Perbaikan 3 Sungai di Kota Palu

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus meningkatkan kinerja infrastruktur pengendali banjir guna mereduksi…

12 jam yang lalu

DPR Minta Kemenpar Optimalkan Manajemen Krisis Buntut Insiden Juliana di Gunung Rinjani

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Yoyok Riyo Sudibyo menekankan pentingnya evaluasi terhadap…

12 jam yang lalu

Duga Ada Kontraktor Kakap di Balik OTT KPK, LSAK: Segera Tangkap

MONITOR, Jakarta - Peneliti Lembaga Studi Anti Korupsi (LSAK) Ahmad A. Hariri mendesak Komisi Pemberantasan…

14 jam yang lalu

Tren Perokok Remaja Meningkat, Puan Soroti Dampak Sosial dan Hak Anak

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti tingginya jumlah perokok di kalangan remaja.…

14 jam yang lalu

Cerdas Otak, Tulus Hati! Kementan Tanamkan Semangat Swasembada Pangan Lewat Pramuka

MONITOR, Depok - Kementerian Pertanian terus memperkuat komitmennya dalam membangun ketahanan pangan nasional melalui pemberdayaan…

15 jam yang lalu