Sabtu, 20 April, 2024

Penguatan Kompetensi Dai, Wamenag: Ada Tiga Fokus Pembinaan Keumatan

MONITOR, Bandung – Program penguatan kompetensi penceramah agama terus bergulir di daerah. Terbaru, Kanwil Kemenag Jawa Barat menggelar kegiatan ini untuk angkatan III di Bandung.

Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi. Atas nama Kementerian Agama, Wamenag mengapresiasi kiprah para da’i/da’iah dan tokoh agama dalam proses pembinaan keumatan. Menurutnya, agama dan berbagai perangkatnya adalah bagian tak terpisahkan dari kemajuan bangsa Indonesia.

Wamenag mengatakan, Kementerian Agama telah menggariskan pembinaan keumatan sebagai bagian penting pembangunan nasional. Kebijakan tersebut tercatat dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Agama 2020-2024. Setidaknya terdapat 3 (tiga) isu penting terkait pembinaan keumatan.

Pertama, optimalisasi penyuluh agama Islam dalam pembinaan keumatan. Kemenag memiliki penyuluh agama Islam yang tersebar di seluruh Kecamatan di Indonesia. Ini menjadikan peran penyuluh agama begitu strategis dalam pembinaan umat di tingkat bawah.

- Advertisement -

“Kita akan terus mendorong para penyuluh ini semakin nyata dan berperan luas dalam pembinaan keumatan,” jelas Menag di Bandung, Selasa (27/10).

Kedua, kemitraan strategis dengan ormas Islam dalam penguatan pendidikan, ekonomi, dan sosial-budaya. Menurut Wamenag, menjadi penting bagi Kementerian Agama untuk memastikan seluruh ormas Islam memiliki peran yang luas dalam pembinaan.

“Karena itulah, Kementerian Agama akan terus memperluas keterlibatan partisipasi publik, termasuk ormas Islam, dalam berbagai program pembinaan keumatan,” ujarnya.

Ketiga, optimalisasi dana sosial keagamaan dalam mendukung penguatan keuangan syariah dan pemerataan ekonomi. Kemenag telah membangun pengelolaan zakat dan wakaf. Saat ini, program tersebut secara bertahap telah menunjukkan hasilnya. Keduanya telah mengambil peran yang luas dalam pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan fasilitasi keagamaan.

“Peran inilah yang akan terus kita dorong dan perluas, berharap keduanya semakin nyata dalam membangkitkan keuangan syariah dan pemerataan ekonomi,” ujarnya.

Kepada para Dai, Wamenag mengingatkan bahwa permasalahan keumatan semakin beragam. Hal yang paling nyata adalah gencarnya arus informasi dari luar yang dalam beberapa sisi justru potensial merusak tatanan keberagamaan bangsa Indonesia. Hal itu menjadi tantangan bersama.

“Sebagai penceramah dan da’i, sudah seharusnya kita hadir dan memberi solusi terhadap ghirroh atau semangat keberagamaan umat,” pesannya.

“Kehadiran kita juga dituntut lebih milenial di beberapa aspek, mengingat generasi muda kita saat ini cenderung menerima segala hal jika dibungkus secara milenial. Sehingga, cara dan metode penyampaian serta wawasan penceramah sangat menentukan tersampaikannya materi dakwah kepada para milenial,” sambungnya.

Program Penguatan Kompetensi Penceramah Agama mendapat atensi dan dukungan yang besar dari pimpinan ormas Islam di Jawa Barat. Wamenag mengapresiasi dukungan dan peran tokoh agama, khususnya di Jawa Barat.

“Ada banyak catatan sejarah yang bercerita tentang kegigihan dan keteguhan para da’i dalam mengemban amanah keumatan. Mereka dengan istiqamah dan konsistensi terus menjalankan tugas dakwahnya, dan itu masih terlihat jelas,” tandasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER