PERTANIAN

Komitmen Tingkatkan Produksi Kopi, Kementan Terus Kembangkan Inovasi

MONITOR, Bandung – Asep Sukarna, salah satu petani kopi di Kabupaten Bandung Barat mengatakan penyediaan bibit unggul kopi seyogyanya memperhatikan kesesuaian dengan karakter daerah masing-masing.

“Jangan sampai bibit kopi yang difasilitasi oleh pemerintah tidak sesuai sehingga tujuan peningkatan produksi tidak tercapai,” kata Asep saat dihubungi, Sabtu (24/10).

Kepala Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Kementerian Pertanian, Tri Joko Santoso mengakui banyak tanaman kopi yang sudah tua sehingga harus dilakukan peremajaan.

“Peremajaan kopi membutuhkan bibit unggul dan diperlukan biaya yang tak sedikit,” ungkap Joko.

Untuk diketahui, 2-3 tahun ke depan konsumsi kopi dunia menurut Joko akan mengalami peningkatan 2-5%.

“Saat ini konsumsi kopi di dunia mulai meningkat, maka di tingkat global akan terjadi defisit kopi. Hal tersebut terjadi karena budidaya kopi di tingkat petani atau korporasi banyak mengalami pelbagai tantangan, salah satunya adalah alih fungsi lahan kopi menjadi lahan sawit seperti yang terjadi di Sumatera,” kata Joko.

Menurutnya, pengelolaan budidaya kopi ke depan harus lebih inovatif dengan mengembangkan korporasi dari hulu hingga hilir.

Konsep korporasi petani selalu digaungkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya, korporasi petani akan meningkatkan nilai tambah, daya saing, mengembangkan produk turunan dan meningkatkan kesejahteraan dalam menghadirkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.

Komoditas kopi menurur Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono merupakan salah satu dari tujuh komoditas perkebunan yang akan ditingkatkan produksi dan produktivitasnya sepanjang tahun 2020.

“Kami terus mendorong petani dan kelompok tani menjaga konsistensi kualitas produk kopi yang dikembangkannya dengan tetap menjalankan prinsip budidaya kopi berkelanjutan lingkungan dalam penanaman sampai panen kopi, dan pasca panen,” kata Kasdi.

Hal tersebut menjadi penting karena Mentan SYL dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa kopi Indonesia memiliki tempat yang spesial bagi para penikmat kopi di pasar internasional.

“Kopi jenis Arabika kita memiliki memiliki cita rasa yang khas. Ini keunggulan yang harus dijaga dan terus kita promosikan,” ungkapnya.

Menyoal keterbatasan lahan kopi yang semakin terbatas, Asep yang juga tergabung dalam Asosiasi Petani Kopi (Apeki) Bandung Barat menyampaikan sarannya untuk mengoptimalkan lahan melalui kerja sama, sinergi lintas sektoral perihal Perhutanan Sosial menyangkut perijinan menggunakan lahan milik Pemerintah seperti lahan yang dikelola Perhutani dan PTPN.

“Tapi, pembukaan lahan hutan untuk kopi juga harus memperhatikan pola tanam sesuai dengan aturan agar tidak merusak hutan,” pungkasnya.

Recent Posts

Guru Besar UIN Jakarta dorong Diplomasi Islam Indonesia untuk Keterbukaan Afganistan

MONITOR, Jakarta - Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Khamami Zada menyatakan Indonesia harus…

1 jam yang lalu

Kasus Alvaro Situasi Darurat, Puan Tegaskan Negara Harus Ikut Tanggung Jawab

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan belasungkawa sekaligus keprihatinan mendalam atas kasus…

2 jam yang lalu

Soroti Danantara hingga Pertanian, Prof Rokhmin: Petani Harus Jadi Subjek bukan Objek!

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, menyampaikan sejumlah catatan strategis…

3 jam yang lalu

Hari Guru 2025, Puan Harap Sekolah Perkuat Lingkungan yang Aman di Tengah Maraknya Kasus Bullying

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan apresiasi setinggi tingginya kepada seluruh guru…

4 jam yang lalu

Hadiri Upacara HGN 2025, Rektor UIN Jakarta beri Semangat Guru MP

MONITOR, Jakarta - Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Asep Saepudin Jahar, menghadiri upacara Peringatan…

5 jam yang lalu

DPR Dorong Indonesia Contoh Korsel yang Akan Pampang Riwayat Pelaku Bullying Saat Daftar Kuliah

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, My Esti Wijayati mendesak adanya penguatan…

7 jam yang lalu