MONITOR – Dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan vaksin COVID-19, Pemerintah Indonesia memperkuat kerja sama multilateral dengan sejumlah mitra, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI).
Dalam pertemuan dengan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan dukungannya terhadap prinsip multilateralisme termasuk untuk isu vaksin.
“Indonesia juga menekankan pentingnya semua negara dunia untuk memperkuat solidaritas agar dunia dapat segera mengatasi pandemi ini secara bersama dan segera,” kata Retno dalam pengarahan media virtual dari Jenewa, Swiss seperti dikutip dari Antara, Jumat (16/10/2020).
Selain kerja sama yang dilakukan Indonesia dengan beberapa negara seperti China, Uni Emirat Arab (UAE), Korea Selatan, dan Inggris, Retno juga menjelaskan informasi terkini tentang Vaksin Merah Putih yang dikembangkan secara nasional.
“Kami juga menjelaskan mengenai rencana vaksinasi dan sepakat dengan WHO untuk terus melakukan koordinasi dan komunikasi, baik dalam persiapan maupun pelaksanaan vaksinasi,” kata Retno.
Tidak hanya dalam kerangka bilateral, Indonesia juga telah menyampaikan surat berisi pernyataan minat (expression of interest) untuk bergabung dalam Fasilitas Akses Global Vaksin COVID-19 (COVAX) yang digagas oleh WHO, GAVI, serta Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (CEPI).
COVAX dibentuk untuk memastikan akses yang setara terhadap vaksin COVID-19 yang aman dan dengan harga terjangkau untuk semua negara pendukung.
Melalui skema COVAX, negara-negara kaya yang bergabung akan membiayai pembelian vaksin dari anggaran nasional mereka, dan akan bermitra dengan 92 negara berpenghasilan menengah dan rendah yang didukung melalui sumbangan sukarela memastikan vaksin didistribusikan secara adil.
Indonesia sendiri termasuk dalam daftar negara yang dinilai layak mendapat bantuan pendanaan untuk pengadaan vaksin dari COVAX.
Tujuan COVAX adalah untuk mendapatkan dan mengirimkan 2 miliar dosis vaksin yang disetujui pada akhir 2021. Saat ini, COVAX memiliki sembilan kandidat vaksin COVID-19, yang menggunakan berbagai teknologi dan pendekatan ilmiah yang berbeda. (ANT)