POLITIK

DPR Minta Pemerintah Waspadai Serangan Virus Siber

MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, meminta pemerintah untuk mewaspadai serangan virus siber, khususnya yang menyasar fasilitas rumah sakit.

Hal itu diungkapkan Sukamta saat menanggapi sebuah serangan siber diduga virus Ransomware yang melumpuhkan aktivitas Universal Health Service (UHS) di Amerika Serikat, sebuah jaringan rumah sakit besar dengan lebih dari 400 fasilitas kesehatan di beberapa negara.

“Di tengah pandemi seperti sekarang ini, kita semua aware dan waspada terhadap Virus Corona (Covid-19). Tapi kita juga musti waspada dengan virus siber, yaitu berupa serangan siber seperti ransomware, wannacry dan yang sejenisnya,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (29/9/2020).

Menurut Sukamta, data dari Kaspersky mencatat 298.892 serangan Ransomware yang terdeteksi di Indonesia sepanjang semester pertama 2020 dengan rincian target serangan 2 persen UKM, 39 persen individu dan 49 persen enterprise.

“Angka ini menempatkan Indonesia menjadi negara terbesar kedua yang diserang Ransomware di ASEAN,” ujarnya.

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI itu mengatakan, jika rumah sakit dan pusat karantina khususnya pasien Covid-19 mendapat serangan Ransomware, maka keadaan bisa menjadi lebih tidak kondusif. Serangan virus siber berdampak terhadap pasien, paling fatalnya sampai mengancam nyawa.

Awal bulan ini, menurut Sukamta, seorang pasien meninggal dunia di Jerman setelah ransomware menyerang rumah sakit tempatnya dirawat. Dalam kondisi kritis, pasien tersebut terpaksa dilarikan ke rumah sakit lain yang jaraknya lebih jauh, namun nyawanya tidak tertolong.

“Kita sudah pernah punya pengalaman diserang virus dan Malware seperti ransomware dan wannacry ini. Tahun 2017 virus ini menyerang RS Dharmais dan RS Harapan Kita. Jadi, tidak menutup kemungkinan jika kita juga akan mendapat serangan lagi,” katanya.

“Tidak ada salahnya untuk mengantisipasi. Pihak pemerintah dalam hal ini BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) dan Kementerian Kominfo bisa lebih sigap untuk mencegahnya,” ungkap Sukamta melanjutkan.

Bagi perusahaan, Sukamta menambahkan, bisa juga untuk terus memperbaharui anti-virus dan sering melakukan back up data, sehingga jika terjadi serangan, setidaknya ada data di cadangan.

Recent Posts

Personel TNI AU Gabungan Makassar Gelar Upacara Peringatan HUT Ke-79 TNI Angkatan Udara

MONITOR, Makassar - Segenap personel TNI Angkatan Udara Gabungan Makassar yang terdiri dari Komando Operasi…

48 menit yang lalu

Panglima TNI Ajak Prajurit TNI Perkuat Dedikasi kepada NKRI

MONITOR, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memimpin Apel Khusus dalam rangka kegiatan…

3 jam yang lalu

Dahnil Azhar Apresiasi Kebijakan Arab Saudi dalam Penangguhan Sementara Visa Umrah Jelang Musim Haji 2025

MONITOR, Jakarta - Wakil Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) menyampaikan apresiasi atas kebijakan terbaru Pemerintah…

6 jam yang lalu

BKSAP DPR Vokal Suarakan Kemerdekaan Palestina di Sidang IPU Hingga Buat Delegasi Israel Walk Out

MONITOR, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera menyatakan…

7 jam yang lalu

Jasa Marga Catat 1,8 Juta Kendaraan Kembali ke Jabotabek pada H1 s.d H+7 Libur Idulfitri 1446H, 80,6% Kendaraan Telah Kembali Ke Jabotabek

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 1.848.445 kendaraan kembali ke wilayah…

7 jam yang lalu

Rupiah Melemah dan IHSG Anjlok, Puan Dorong Ada Mitigasi Guna Antisipasi Dampak pada Kehidupan Rakyat

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti melemahnya nilai tukar rupiah yang kini…

8 jam yang lalu