Sabtu, 23 November, 2024

Isu Kebangkitan PKI, Pengamat: Anggap Saja Lagi Ngelawak

MONITOR, Jakarta – Eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo kembali menghebohkan publik dengan mengumbar isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sebelumnya diketahui, Presidium Komite Aksi Menyelamatkan Indonesi (KAMI) itu berkirim surat kepada Presiden Jokowi untuk mewanti-wanti hal tersebut. Gatot juga menyebut dirinya dipecat dari jabatan Panglima TNI gara-gara mewajibkan menonton film G30/S/PKI.

Menanggapi itu, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analisis (Sudra) Fadhli Harahab mengatakan, kebangkitan PKI sudah menjadi isu mainan kelompok tertentu dalam rangka menebar teror bahkan untuk menekan kelompok lain.

Menurutnya, sejak orde baru isu PKI rutin muncul setiap tahun. Nyatanya, hingga saat ini penebar isu kebangkitan sosok PKI tidak bisa membuktikan kemunculannya.

- Advertisement -

“Kalau PKI diibaratkan mayat yang sudah dikubur tidak mungkin bangkit lagi. Apalagi sudah dipagari dengan TAP MPRS soal larangan PKI dan UU KUHP. Tapi kalau kemudian ada orang yang mengisukan bangkit, artinya dia sedang menebar teror dan ketakutan. Bahkan terkesan orang yang menyebarkan isu seperti sedang ngelawak karena tidak bisa membuktikan itu,” kata Fadhli dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/9/2020).

Lebih dramatis lagi lanjut Fadhli, ketika Gatot Nurmantyo mengaku dipecat dari jabatannya hanya karena mewajibkan anggotanya nonton film PKI.

“Menurut saya cukup riskan kalau jabatan Panglima tergeser hanya karena nonton film PKI. Apalagi saya lihat pihak istana sudah membantah itu. Jadi begini saya melihatnya persoalan ini (kebangkitan PKI) seperti dibesarkan-besarkan lalu didramatisir, seolah-olah benar, tetapi masyarakat tau jalan ceritanya. Jadi tak perlu diseriusinlah, anggap aja sedang ngelawak,” ujar Fadhli.

Alumnus UIN Jakarta itu mengatakan sejarah pemberontakan PKI memang tak boleh terhapus dari memori bangsa ini. Tetapi bukan berarti stigma buruk PKI harus terus diwariskan sampai turun temurun.

“Sejarah tidak boleh luntur dari memory bangsa ini. Terkait itu, menonton Film Pengkhianatan PKI tentu saja boleh diputar dan ditonton siapa saja. Tetapi bukan diwajibkan atau dipaksa nonton. Ini bukan persoalan konten filmnya yang masih kontroversial juga, tetapi lebih kepada soal pilihan dan aturannya. Kalau bagi anak-anak lebih baik tidak menonton karena terlalu sadistik,” tutup Fadhli.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER