PERTANIAN

DPO Modoinding Picu Animo Pelanggan Pasar Swalayan

MONITOR, Minahasa Selatan – Sayuran menjadi produk hortikultura andalan yang banyak dikembangkan di Kecamatan Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Dengan ketinggian 1100-1600 mdpl, Modoinding sangat cocok sebagai lokasi pengembangan sayuran seperti kol, brokoli dan bawang daun.

Kelompok Tani Betania, yang berlokasi di Desa Linelean, Kecamatan Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan adalah salah satu kelompok tani yang mengembangkan aneka komoditas hortikultura.

Sejak 2016, kelompok tani (poktan) ini mengembangkan pertanian organik di lahan seluas satu hektare. Komoditas andalan yang dibudidayakan antara brokoli, bawang daun, bawang merah, kol, wortel, tomat, hingga jahe merah.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengapresiasi kesungguhan petani yang telah beralih menuju pertanian yang ramah lingkungan bahkan organik.

“Semangat pertanian organik perlu dikobarkan dan ditularkan kepada petani lainnya”, imbuhnya.

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto turut mendukung budidaya hortikultura secara organik melalui program Desa Pertanian Organik (DPO).

“Adanya program DPO diharapkan mampu menjadi stimulus bagi pengembangan pertanian organik terutama di sektor hortikultura,” ujar Prihasto.

Untuk pemasaran, poktan Betania telah bermitra dengan swalayan yang ada di Kota Manado dan sebagian lagi dijual ke pasar-pasar tradisional.

“Kami sebagai petani tentu senang karena sayuran organik semakin diminati pasar. Masyarakat mulai sadar akan pentingnya gaya hidup sehat, terutama di saat pandemi seperti sekarang,” jelas Ketua Poktan Betania, Maxie.

Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf menegaskan pentingnya peran aktif petani dan pendampingan dari petugas lapang agar program DPO dapat terus berkelanjutan, serta dukungan pemda setempat.

“Petani perlu dibekali keterampilan cara pembuatan bahan pengendali OPT ramah lingkungan dan pupuk hayati. Harapannya mereka dapat mandiri dan kreatif dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal yang mudah diperoleh dan ramah lingkungan,” ujar Yanti.

Petugas POPT setempat, Oldy Kotambunan menerangkan bahwa anggota poktan Betania antusias dalam menyerap ilmu pertanian organik yang diajarkan oleh fasilitator/petugas pendamping.

“Mereka kini makin terampil dalam membuat agens hayati, pestisida nabati, dan pupuk organik, serta teknik aplikasinya di lapangan,” pungkas Oldy.

Recent Posts

Kementerian PU Bangun Saluran Irigasi Semantok Kiri

MONITOR, Nganjuk - Setelah mengunjungi Daerah Irigasi Siman di pagi hari, Menteri Pekerjaan Umum (PU)…

1 jam yang lalu

Timnas Futsal Putri Raih Posisi Ketiga di Ajang Bergengsi Kawasan Asia Tenggara

MONITOR, Jakarta - Timnas Futsal Putri Indonesia berhasil meraih kemenangan gemilang atas Myanmar dengan skor…

2 jam yang lalu

Kemendes Pastikan Info Rekrutmen PLD 2024-2025 di Medsos Hoaks

MONITOR, Jakarta - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal memastikan berita dibukanya lowongan kerja Pendamping…

2 jam yang lalu

Adies Kadir Sebut Pimpinan KPK Terpilih Berdasarkan Pengalaman Penegakan Hukum

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menyambut terpilihnya calon pimpinan KPK dan…

2 jam yang lalu

Kesamaan Pesan Puan dan Prabowo di Forum G20 Jadi Orkestrasi Komitmen RI Perangi Kelaparan

MONITOR, Jakarta - Isu kemiskinan dan kelaparan menjadi isu yang sama-sama diserukan oleh Ketua DPR…

3 jam yang lalu

Komisi VII DPR Soroti Digitalisasi Hingga Harga Transportasi ke Tempat Wisata

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo meminta Pemerintah untuk…

3 jam yang lalu