PARLEMEN

Ketua DPD: Koperasi Solusi Hadapi Era Robotisasi Industri

MONITOR, Pekanbaru – Salah satu ancaman bagi tenaga kerja industri di dunia adalah hadirnya era Robotisasi yang dipadu dengan kecanggian Artificial Intelligent (AI). Era Robotisasi AI yang menggantikan manusia ini diramal terjadi 20 tahun ke depan, dan bahkan bisa lebih cepat lagi.

Hal itu dipaparkan Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat menjadi pembicara di kantor pusat PTPN V Riau yang diikuti seluruh perwakilan petani sawit se Provinsi Riau, seperti dilansir dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (3/9).

LaNyalla mengatakan, di era robotisasi AI itu, industri-industri besar terpaksa memilih melakukan re-investasi untuk membeli Robot AI. Sebab jika tidak, imbuh dia, perusahaan tersebut akan kalah bersaing dengan perusahaan lain yang telah menggunakan.

“Kenapa akan kalah bersaing? Karena Robot AI tidak perlu digaji. Tidak ada uang lembur. Tidak perlu ganti shift. Tidak ada ijin sakit. Apalagi cuti hamil. Dan tidak perlu libur lebaran untuk pulang kampung.”

“Sekarang sudah mulai terjadi dalam skala yang paling sederhana. Kita bisa lihat para petugas gardu jalan tol, yang dulu ada, sekarang tidak perlu lagi,” ungkapnya.

Dalam kesempatannya itu, LaNyalla mencontohkan di perkebunan kepala sawit. Katanya, saat meninjau ke kebun Distrik Timur PTPN V, ia melihat ada drone yang dioperasikan untuk melakukan pengecekan perkebunan dan pertumbuhan tanaman. “Dulu dikerjakan banyak manusia untuk kebun seluas itu. Sekarang cukup satu operator Drone,” papar dia.

Bukan tidak mungkin, tambahnya, akan hadir Robot AI yang bisa memanen buah sawit. Lalu menempatkan buah sawit ke conveyer belt yang bergerak keluar kebun menuju quary. “Meskipun ini hanya contoh saja, tapi ini keniscayaan, dan bisa terjadi,” kata mantan ketua umum Kadin Jawa Timur itu.

Pergerakan dan percepatan era Robot AI ini, lanjutnya, juga akan menghantam pabrik-pabrik dengan jumlah buruh yang besar. Seperti pabrik rokok. Pabrik pengolahan dan manufaktur atau industri lainnya.

“Bayangkan jika pabrik seperti Maspion Group, yang mempekerjakan puluhan ribu buruh, terpaksa menggunakan Robot AI. Kemana puluhan ribu buruh tersebut? Bagaimana nasibnya?” tanyanya.

“Di sinilah kita harus berpikir. Harus dari sekarang siapkan skema menghadapi era tersebut.
Menurut saya, koperasi adalah jawaban. Saya percaya, para pendiri bangsa ini, khususnya Bapak Koperasi kita, Moh. Hatta, berpikir sangat jernih dan tajam ke depan.”

Koperasi, urainya, harus dimaknai sebagai cara atau sarana atau alat untuk berhimpun dalam tujuan memiliki secara bersama alat industri atau sarana produksi yang pada akhirnya menjadi mesin uang bagi anggotanya. Bukan dalam makna yang sempit seperti sekarang.

“Malah hanya jadi koperasi simpan pinjam atau hanya jadi KUD yang nasibnya begitu-begitu saja,” pungkasnya.

Recent Posts

Evaluasi Berkala dari DPR Sangat Krusial Demi Pastikan Efektivitas Program MBG

MONITOR, Jakarta - Evaluasi berkala terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilakukan DPR RI…

40 menit yang lalu

DPR Soal Paket Bahan Mentah, Jangan Karena Ingin Anggaran Terserap Lalu Ugal-ugalan Modifikasi Teknis MBG!

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi mengkritik pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis…

4 jam yang lalu

Menteri PU Tegaskan Komitmen Serius Turunkan ICOR Lewat Strategi PU608

MONITOR, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menegaskan komitmen kuat Kementerian PU dalam…

5 jam yang lalu

DPR Khawatir UMKM Terancam Gulung Tikar Usai TikTok Shop Akuisisi Tokopedia

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, Rivqy Abdul Halim mengaku khawatir dengan nasib…

6 jam yang lalu

Pelantikan Rektor UPI Tak Gunakan Bahasa Indonesia, DPR: Kampus Harus Teladani Nilai-Nilai Kebangsaan

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah menanggapi momen pelantikan Rektor…

6 jam yang lalu

Wamen UMKM Ajak Pengusaha UMKM Banjarmasin Masuk Ekosistem Digital

MONITOR, Banjarmasin - Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Wamen UMKM) Helvi Moraza mengajak…

7 jam yang lalu