Jumat, 29 Maret, 2024

Tahun Baru 1 Muharram, MUI Ajak Umat Islam Galang Solidaritas Kemanusiaan

MONITOR, Jakarta – Dalam rangka menyambut Tahun Baru 1 Muharam 1442 Hijriyah, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Saadi mengajak umat Islam di Tanah Air untuk berdoa dan berharap ridlo Allah SWT agar dapat meningkatkan amal kebajikan dan diberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi umat manusia, bangsa dan negara.

“Selain bersyukur dan berdoa, penting juga melakukan refleksi diri dan muhasabah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT agar kita menjadi makhluk yang beriman dan bertaqwa,” imbuh Zainut Tauhid Saadi, dalam keterangannya, Rabu (19/8).

Selain itu, ia mengajak kepada seluruh bangsa Indonesia agar menjadikan Tahun Baru Islam 1442 Hijriah sebagai tahun solidaritas dan kepedulian sosial terhadap sesama. Teruntuk pemerintah, ia meminta agar bekerja lebih sistematis, terencana dan terprogram dalam menangani wabah Covid – 19, agar jumlah korban tidak semakin bertambah dan penanganan terhadap masyarakat yang terdampak juga dapat segera diselamatkan.

“Untuk hal tersebut kami mengimbau kepada para aghniya’, dermawan, dan pengusaha untuk menggalang kesetiakawanan sosial dalam rangka membantu meringankan beban masyarakat yang menjadi korban dan yang terdampak pandemi virus Corona, agar masyarakat bisa selamat dan bangkit kembali ekonominya,” pinya Zainut.

- Advertisement -

Di tahun baru ini, Zainut juga mengajak para tokoh bangsa untuk lebih mengedepankan sikap kenegarawanan, mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan, membangun persaudaraan sejati, menciptakan kehidupan masyarakat yang rukun, harmonis, saling menghormati, mencintai dan menolong dalam semangat persaudaraan kebangsaan.

“Terlebih pada musim pandemi wabah Covid-19 saat ini, kami mengajak semua pihak untuk bersatu padu, bahu membahu, dan bekerja sama mengatasi musibah pandemi virus Corona,” serunya lagi.

Menurutnya, elit bangsa harus bisa menahan diri dalam mengekspresikan hak konstitusionalnya, termasuk menyampaikan pendapat agar tidak membuat suasana semakin panas dan penuh dengan kecurigaan.
Ia mengingatkan perbedaan pendapat tidak harus diwarnai dengan saling menjelekkan, memfitnah, menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian.

“Karena hal tersebut selain tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat, juga dapat menimbulkan gesekan dan retaknya bangunan kebangsaan. Jadikanlah perbedaan pendapat sebagai rahmat untuk saling menghormati dan memuliakan agar ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah tetap terpelihara,” pungkas Zainut, yang juga merupakan Wakil Menteri Agama RI.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER