Rabu, 24 April, 2024

Dekan FSH UIN Jakarta: Ibadah Kurban Modal Dasar Hadapi Pandemi Covid-19

MONITOR, Jakarta – Pelaksanaan hari raya Idul Adha yang bertepatan dengan pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret lalu menjadi modal penting untuk menghadapi pandemi Covid-19. Ada dimensi pengorbanan, keikhlasan dan keimanan.

Hal tersebut disampaikan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ahmad Tholabi Kharlie saat menyampaikan khutbah salat Idul Adha di Masjid Al-I’tisham Kompleks Kantor Pemerintahan Kota Tangerang Selatan, Jumat (31/7/2020).

“Di tengah pandemi Covid-19, kita diminta kesediaan untuk mengorbankan ego kita, memangkas kepentingan pribadi kita, dan menangguhkan kesenangan jasmani kita, demi keselamatan dan kemaslahatan bersama,” ucap Tholabi.

Menurut dia, etos pengorbanan dan hikmah solidaritas yang ditunjukkan dalam rentetan kisah dramatis keluarga Ibrahim dan syariat ibadah kurban, memiliki momentumnya terlebih di situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

- Advertisement -

Tholabi mengingatkan persoalan pandemi Covid-19 yang telah melanda Indonesia selama lima bulan terakhir tidak menjadikan kita putus asa, jengah apalagi berhenti berikhtiar.

“Sebagai umat beragama, yang memiliki keyakinan tentang kemahakuasaan Allah, tentu saja fenomena ini tak lantas membuat kita menjadi jengah, putus asa, dan bahkan gamang untuk terus berikhtiar dan berjuang meraih kasih sayang Allah Swt,” pesan Tholabi.

Menurut Dekan termuda di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini terdapat sejumlah hikmah dari peristiwa keagamaan melalui kurban ini. Pertama mengenai kepatuhan seorang anak kepada orang tua yang dilandasi pengetahuan, tanggung jawab, rasa cinta, dan semangat pengabdian kepada Allah SWT.

“Sungguh mengagumkan, dalam usia yang sangat belia, Ismail mampu menunjukkan tanggung jawab, loyalitas, kecintaan, dan pengabdian suci kepada agamanya, sehingga dengan serta-merta menyanggupi rencana pengorbanan atas dirinya,” imbuh Tholabi.

Hikmah kedua, sambung Tholabi, adalah bahwa kecintaan dan pengabdian kita kepada Allah haruslah melebihi cinta dan pengabdian kita kepada makhluk. Inilah wujud dari puncak keimanan makhluk kepada sang Khalik.

“Di sinilah relevansi ibadah kurban yang kita lakukan. Kurban dilambangkan sebagai bukti kesetiaan dan pertanda syukur kita kepada Allah SWT,” tegas Tholabi.

Lebih lanjut menurut Ketua Forum Dekan Syariah dan Hukum Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) se-Indonesia ini, ibadah kurban tidak cukup dipersepsikan dengan mengalirkan darah hewan kurban, yang kemudian dagingnya dibagikan untuk kaum papa.

Akan tetapi, imbuh dia, ibadah kurban juga memiliki makna spiritual yang lebih hakiki serta muatan makna sosial dalam kehidupan kemasyarakatan.

“Jika kita berkurban atas dasar keimanan dan ketakwaan, maka Allah akan membalas dengan balasan yang setimpal, yakni surga,” tandas Tholabi.

Salat idul adha yang digelar di Masjid Al-I’tisham yang terletak di Kompleks Pemerintahan Kota Tangerang Selatan tampak dihadiri Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diani dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemkot Tangsel. Pelaksanaan ibadah salat idul adha dilakukan dengan standar protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan jamaah wajib menggunakan masker.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER