MONITOR, Jakarta – PT Jamkrindo mendapatkan dua penghargaan dari Governance, Risk, dan Compliance (GRC) and Performance Exellence Award 2020 atas prestasi perusahaan menerapkan GRC dalam proses bisnis maupun operasional serta pemanfatan teknologi sehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan maupun mitra bisnisnya secara optimal. Hal ini sebagai wujud komitemen perusahaan dalam mempertahankan keberlanjutan korporasi dengan tata kelola yang baik.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan secara obyetif dan independen oleh Tim Penilai dan Dewan Juri, PT Jamkrindo mendapatkan penghargaan dengan kategori The Best GRC For Compliance & Risk Management 2020 (Financial Service) dengan predikat bintang 4 dan Penghargaan The Best Corporate Secretary 2020.
Penghargaan diterima oleh Sekretaris Perusahaan PT Jamkrindo Abdul Bari dan Kepala Divisi Manajemen Risiko dan Pemeringkatan UMKM, Konsultasi Manajemen (PUKM) PT Jamkrindo Ceriandri Widuri dalam acara Governance, Risk, dan Compliance (GRC) and Performance Exellence Award 2020 di Jakarta, Rabu, 29 Juli 2020.
Ditempat terpisah Direktur Utama PT Jamkrindo Randi Anto mengatakan bahwa PT Jamkrindo sangat konsisten dalam penerapan Governance, Risk, dan Compliance (GRC) dalam kegiatan usahanya untuk mendukung tata kelola perusahaan yang baik.
“Keberhasilan implementasi GRC ini berkat adanya komitmen yg kuat seluruh manajemen perusahaan, risk awareness insan Jamkrindo, sistem yang memadai, kepatuhan pada regulasi dan fungsi internal control yang efektif, serta dukungan teknologi informasi (TI). Guna mengidentifikasi profil risiko di unit kerja perseroan, PT Jamkrindo sudah menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMR),” katanya.
Kepala Divisi Manajemen Risiko dan Pemeringkatan UMKM, Konsultasi Manajemen (PUKM) PT Jamkrindo Ceriandri Widuri menjelaskan, seluruh unit kerja di PT Jamkrindo secara rutin tiap tiga bulan mengidentifikasi profil risiko perusahaan melalui aplikasi SIMR.
“Profil risiko ini lalu dilaporkan oleh unit kerja yang membidangi manajemen risiko kepada direksi dan seluruh unit kerja,” ujar Ceriandri.
Dia menjelaskan, perusahaan mengidentifikasi, menilai, mengelola dan memonitor delapan jenis risiko yaitu risiko strategis, risiko likuiditas, risiko penjaminan, risiko pasar, risiko reputasi, risiko hukum, risiko operasional dan risiko kepatuhan.
Untuk mengimplementasikan GRC, PT Jamkrindo juga sudah menerapkan Three Lines of Defense yakni, pilar pertama adalah unit kerja teknis (RTU), pilar kedua adalah divisi Manajemen Risiko dan PUKM, dan pilar ketiga ada Satuan Pengawas Internal (SPI). Ketiga pilar ini membantu tugas direksi dalam mengimplementasikan manajemen risiko di perusahaan.
“Kami juga mengimplementasikan Business Continuity Management (BCM). Ini proses manajemen menyeluruh yang mengidentifikasi potensi dan dampak bencana terhadap operasional perusahaan, menyediakan framework untuk membangun ketahanan perusahaan dengan kemampuan respon yang efektif melindungi kepentingan stakeholders, reputasi, brand dan aktivitas value creating,” tutur Ceriandri.
Pihaknya melakukan uji coba business continuity sekurang-kurangnya sekali dalam dua tahun. Jadwal rencana uji coba dibuat oleh unit kerja (untuk BC Plan) dan divisi yangmembidangi TI (untuk DR Plan). Kemudian hasilnya diserahkan ke divisi yang membidangi Manajemen Risiko. “Hasil uji coba menjadi masukan dalam peningkatan implementasi BCM,” kata dia.
Terkait pendemi Covid 19, Ceriandri menjelaskan, ada beberapa kebijakan yang dilakukan manajemen guna mengantisipasi dampak Covid-19 ke perseroan. Pertama, manajemen sudah membentuk tim Task Force yang dilakukan dengan mengaktifkan tim BCM di seluruh Indonesia.
“Karena kami ada PIC BCM sampai ke level cabang sehingga kita aktifkan sebagai task force BCM Covid tahun ini dan itu sebagai Covid Ranger Jamkrindo. Kita menetapkan tiga step strategi, yang pertama adalah people protection, kedua safe the bottom line, dan ketiga safe business contunuity. Ini yang terkait dengan keselamatan dan sustainability korporasi,” kata Ceri.
PT Jamrkindo juga sudah melakukan identifikasi dan penyiapan sarana dan prasarana guna mendukung strategi BCM dalam kondisi saat ini. Sebab, banyak sekali tantangan & risiko yang mengancam perusahaan. “Banyak UMKM yang NPL-nya tinggi dan macet, sehingga itu mengancam klaim Jamrindo juga,” kata dia.
Terobosan lainnya adalah penggunaan aplikasi TI yang sangat mendukung operasional perusahaan dan kegiatan layanan kepada pelanggan di era new normal saat ini. “Dengan 50 persen karyawan WFH, kita hampir tidak ada kendala. Untuk administrasi dan dokumentasi kita sudah memakai e-office, untuk memonitor kegiatan kita sudah pakai SIPP (sistem informasi performa penjaminan), sistem pendukung bisnis secara online dg mitra kerja, serta juga sudah ada sistem informasi manajemen risiko (SIMR). Kalau untuk SDM kita sdh memiliki Employee Self Service dan knowledge management, sehingga kinerja dan produktifitas SDM dapat termonitor secara daily dan kita setiap minggu ada quiz untuk karyawan agar tetap produktif utk meningkatkan kompetensi di masa new normal ini,” papar Ceriandri
Dengan tergabungnya PT Jamkrindo dalam holding Asuransi dan Penjaminan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) akan sangat menperkuat dalam pelaksanaan tata kelola korporasi yang lebih luas untuk terus kontribusi bagi perekonomian Indonesia.