BERITA

Pengamat: RUU Ciptaker Diyakini Berdampak Positif Terhadap Ekonomi

MONITOR, Jakarta – Kehadiran Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja (Ciptaker) Omnibus Law diharapkan sebagai solusi atas perbaikan ekonomi di Indonesia mulai mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Hal ini terlihat dengan pendapat masyarakat sebesar 55,5 persen terhadap RUU Omnibus Law dari jejak pendapat yang dilakukan oleh lembaga survei Charta Politika Indonesia per Mei, Juni, dan Juli 2020.

Berdasarkan hasil survei dengan 265 responden, sebanyak 55,5% persen masyarakat Indonesia yakin dengan RUU Omnibus Law ini mampu memperbaiki ekonomi pasca pandemi Covid-19, 10,9 persen mengakui RUU Omnibus Law tidak punya dampak terhadap ekonomi, 27,9 persen berdampak negatif terhadap ekonomi dan 5,7 persen tidak tahu terkait regulasi baru ini.

“Kami coba tanya pendapat masyarakat terkait RUU Cipta Kerja, hanya 13,3 persen menyatakan pernah mendengar, tetapi tidak mengerti, sementara 55,5 persen mengakui RUU Cipta Kerja berdampak positif terhadap ekonomi negara,” kata Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya saat merilis hasil survei mereka, Rabu (22/7).

Dikatakan dia, meski sebagian besar masyarakat Indonesia mengakui RUU Omnibus Law ini sangat berdampak baik bagi ekonomi bangsa, namun ada pula masyarakat yang menolaknya karena dinilai pembahasan RUU Omnibus Law ini sangat tertutup dari publik.

“Alasan diterima karena menjadi stimulus buat perekonomian negara, tetapi ada yang menolak karena dianggap tidak transparan,” paparnya.

Lebih lanjut, Winarto, dari jejak pendapat yang dilakukan soal pembahasan RUU Omnibus Law ini, 55,5 persen menyetujui untuk disahkan menjadi UU, 35,8 persen tidak setuju dan tidak tahu 8,7 persen.

Sementara itu, Anggota DPR-RI Fraksi Partai Golkar Mutya Hafid mengatakan, DPR-RI dan Pemerintah sudah terbuka di setiap rapat pembahasan RUU Omnibus Law sejauh ini. Bahkan, perkembangan rapat pembahasan RUU ini sudah dipublikasikan oleh media massa.

“Sudah dilakukan terbuka di hampir semua rapat, syukur masyarakat sudah sadar soal RUU Omnubus Law jika dilihat dari angka yang menerima sebesar 55,5 persen dan yang menolak hanya lebih pada ketidaktahuan,” kata Mutya.

Recent Posts

Kemenag Tegaskan Peran Kunci Petugas Embarkasi dalam Keberangkatan Gelombang Kedua

MONITOR, Jakarta - Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah mengingatkan pentingnya peran petugas embarkasi dalam…

28 menit yang lalu

Kementan Pantau Produksi DOC Broiler untuk Jaga Stabilitas Harga Ayam

MONITOR, Subang - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengupayakan stabilitas perunggasan melalui berbagai strategi mulai dari…

55 menit yang lalu

Jalan Sehat Hardiknas 2025, Tempat Komunikasi Efektif Insan Pendidikan Galang Kolaborasi

MONITOR, Jakarta - Memeriahkan Bulan Pendidikan dalam rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Kementerian Pendidikan…

3 jam yang lalu

Kementan Tegaskan Komitmen Stabilkan Harga Ayam Hidup Lewat Pengendalian Produksi

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pertanian terus mengambil langkah nyata dalam mengatasi fluktuasi harga ayam hidup…

4 jam yang lalu

Jubir Kemenperin: Pernyataan Menperin Bukan Retorika Keluh Kesah, Tapi Sarat Makna

MONITOR, Jakarta - Pernyataan Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, tentang “Sulitnya membangun manufaktur Indonesia dan mudah…

10 jam yang lalu

PPIH Terbitkan Edaran Penggabungan Pasangan Jemaah Haji yang Terpisah Penempatan di Makkah

MONITOR, Jakarta - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi merespons harapan jemaah haji Indonesia…

11 jam yang lalu