MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelora Indonesia, Fahri H amzah menegaskan bahwa partainya akan menyiapkan ‘darah segar’ pemimpin-pemimpin baru Indonesia, selanjutnya.
“Partai Gelora akan menjadi armada yang menghadirkan ‘darah segar’ pemimpin-pemimpin baru bangsa yang mengerti betul masalah mendasar dan tantangan bangsa Indonesia ,” kata Fahri, di Jakarta, Sabtu (18/7).
Dalam pembukaan pelaksanaan Gelora Digifest 2020, Fahri mengatakan saat ini ada tiga tantangan yang menjadi masalah mendasar bangsa Indonesia, yakni kegamangan naratif, kapasitas negara dan kapasitas pemimpin.
Hal ini, imbuhnya yang menyebabkan negara tidak bisa menyelesaikan berbagai persoalan berulang, tidak hanya persoalan sosial, politik, ekonomi, tapi juga kriminalitas seperti korupsi dan narkoba.
Sehingga kejadian tersebut, telah menguras energi bangsa, yang seharusnya telah menjadikan Indonesia sebagai kekuatan lima besar dunia.
“Kegamangan naraktif, itu antara lain adanya suatu kelompok yang ingin mereduksi Pancasila menjadi Tri Sila atau Eka Sila. Padahal perdebatan hal itu, sudah selesai dengan disahkannya versi akhir Pancasila sebagai falsafah negara dalam Pembukaan UUD 1945,” tegasnya.
“Tapi masih ada kelompok yang ingin mereduksi atau menyinggung lagi Pancasila. Ini yang saya sebut sebagai kegalauan naraktif,” tambah dia.
Sedangkan mengenai kapasitas negara, terlihat sekali bahwa kapasitas negara semakin melemah, bahkan dikalahkan oleh media sosial (Medsos). Akibatnya negara melakukan patroli untuk mengintip percakapan pribadi warganya di medsos maupun pribadi.
“Seharusnya negara itu, bagaimana meningkatkan pendapatan perkapita kita yang baru naik 4.000 USD, kalah jauh dibandingkan Malaysia, Singapura, Tiongkok dan Taiwan. Masih banyak masyarakat kita yang hidup dibawah garis kemiskinan, begitu harga beras naik puluhan orang langsung amblas dibawah garis kemiskinan,” ujar mantan wakil ketua DPR RI itu.
“Kalau kerjanya hanya mengintip percakapan pribadi dan medsos, itu menandakan bahwa kapasitas negara kita melemah,” ketus Fahri.
Sementara itu, terkait kapasitas pemimpin, Fahri menilai cara pandang masyarakat kepada pemimpinnya saat ini semakin memprihatinkan dan menyedihkan, bahkan di olok-olok, padahal mereka ibaratnya bukan manusia biasa, karena seorang pemimpin.
“Melihat pemimpin itu seperti getir, reputasi pemimpin gampang dijatuhkan dan gampang jatuh menjadi manusia biasa. Tapi yang lebih menyedihkan adalah kapasitas pemimpin lainnya,” pungkasnya.
MONITOR, Jakarta - Pertamina Eco RunFest 2024 yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta pada Minggu…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) memberi penghargaan kepada lima qari, qariah, dan hafiz yang…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya mengangkat juara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) internasional…
MONITOR, Jakarta - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir berterima kasih kepada para sponsor yang makin…
MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan (Noel) mengajak karyawan PT Indonesia…
MONITOR, Jakarta - Pertamina Eco RunFest 2024 menyalurkan donasi kemanusiaan senilai Rp3,5 miliar untuk Palestina.…