Jumat, 29 Maret, 2024

Brahman Sejahtera, Kisah Sukses Percontohan Korporasi Peternakan

MONITOR, Jakarta – Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo agar Pemerintah mendorong petani berkelompok dalam mengusahakan budidaya pertaniannya, sehingga diperoleh skala ekonomi yang efisien, dan manajemen usaha yang modern dari budidaya hingga pemasarannya, Kementan telah membentuk korporasi peternakan di beberapa tempat.

“Tujuannya adalah untuk mentransformasi kawasan pertanian termasuk peternakan menjadi lebih berorientasi bisnis,” ungkap Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo di Jakarta (26/5).

Menurutnya pengembangan kawasan korporasi merupakan terobosan untuk mentransformasi kawasan pertanian termasuk peternakan menjadi lebih berorientasi bisnis, menjadikan peternak ada dalam wadah korporasi, dan sebagai subjek atau pemilik pada usahanya mulai hulu sampai dengan hilir.

“Sehingga petani peternak dapat meningkat pendapatan dan kesejahteraannya,” tambahnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I Ketut Diarmita menjelaskan bahwa pada tahun 2020, pihaknya mempunyai target pengembangan lima percontohan korporasi petani, salah satunya adalah korporasi peternak sapi potong Brahman Sejahtera di Subang yang berbentuk koperasi.

Ia menyebutkan bahwa korporasi peternak sapi potong Brahman Sejahtera memiliki sistem pengembangan kawasan peternakan terpadu yang mengintegrasikan subsistem hulu, budi daya dan pascapanen (on farm), dengan pengolahan dan pemasaran (off farm), serta subsistem penunjangnya.

Lebih lanjut, Ketut menuturkan bahwa korporasi peternak sapi potong Brahman Sejahtera terbentuk dari tiga sentra peternakan rakyat (SPR) Sapi Potong, yakni SPR Cinagarbogo, SPR Kasaliang dan SPR Sagalapanjang.

Sebagai unit usaha, Koperasi Brahman Sejahtera beroperasi di 66 desa di 16 kecamatan dengan jumlah anggota peternak sebanyak 1.834 orang yang tergabung dalam 117 kelompok.

Usaha Koperasi Brahman Sejahtera

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Fini Murfiani menuturkan bahwa Brahman Sejahtera memiliki beberapa unit usaha yang berkembang, yaitu usaha budidaya sapi potong, pengolahan pakan konsentrat sapi potong, pengolahan pupuk organik dan pengembangan hijauan pakan ternak.

Ia menyebutkan bahwa unit usaha budidaya sapi potong terdiri atas pembiakan dan penggemukan dengan jumlah populasi sebanyak 2.705 ekor yakni dari jenis Sapi Peranakan Ongole (PO), Limousin, Simental dan Brahman. Usaha budidaya ini didukung juga unit usaha pengolahan pakan konsentrat dengan kemampuan produksi sebanyak 4 ton/hari.

“Pakan konsentrat ini selain untuk memenuhi kebutuhan anggota, juga untuk peternak mitra di Kabupaten Bandung dan Jabodetabek,” jelasnya.

Sementara itu, unit usaha pengolahan pupuk organik Koperasi Brahman Sejahtera mampu memproduksi pupuk sebanyak 500 kg perhari dengan harga jual Rp 700 per kg. Fini menilai bahwa usaha pupuk organik ini potensial untuk dikembangkan, karena baru 20% limbah hasil usaha sapi potong yang diolah.

“Pupuk organiknya sudah mendapatkan sertifikat organik yang diterbitkan oleh Indonesian Organic Farming Certification (In Office), sehingga banyak yang berminat,” tambah Fini.

Adapun unit usaha hijauan pakan ternaknya memiliki kapasitas produksi 15 Ton per hari. Dalam upaya pengembangan usaha hijauan pakan ini, mereka bekerjasama dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang bergerak di bidang usaha perkebunan tebu, dengan optimalisasi pemanfaatan lahan perkebunan.

Koperasi Brahman Sejahtera juga melakukan pelayanan investasi dan magang serta pelatihan. Beberapa kerjasama yang sudah dilakukan antara lain dengan PT. Dahana, KPP Pratama Subang, PLUT KUKM Subang, PT. BISI, PT CMN, Perkumpulan Minyak Sapi dan Bank Indonesia. Pelayanan investasi antara lain melayani investor perorangan untuk berinvestasi bisnis sapi potong di Koperasi Brahman Sejahtera.

Dalam pengembangannya, Koperasi Brahman Sejahtera juga didampingi oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai PIC core bisnis, yang berperan dalam pembinaan kewirausahaan, penyusunan rencana bisnis, fasilitasi pembiayaan usaha tani, investasi, modal kerja, dan pengembangan pasar, serta melakukan pengawalan yang intensif hingga mandiri dan berkelanjutan.

“Dengan sinergi dan visi yang sama, maka pengembangan korporasi peternakan ini benar-benar akan menjadi langkah strategis peningkatan nilai tambah bagi produk produk dalam negeri kita,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER