Jumat, 26 April, 2024

Mayoritas Satuan Pendidikan di Lingkungan LP Ma’arif NU Kesulitan Biaya Operasional

MONITOR, Jakarta – Ketua LP Ma’arif NU PBNU, Z. Arifin Junaidi mengatakan mayoritas sekitar 90% satuan pendidikan (satpen) di lingkungan LP Ma’arif NU mengalami kesulitan biaya operasional akibat pandemi covid-19.

“Dalam dua-tiga bulan ke depan yang sekitar 10 persen itu juga akan mengalami kesulitan yang sama,” kata Arifin dalam keterangan tertulisnya kepada MONITOR. Kamis (30/4/2020).

Hal tersebut disampaikan Arifin menanggapi pernyataan Plt. Dirjen PAUD dan Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad yang mengatakan 56% sekolah swasta minta bantuan ke pemerintah untuk biaya operasional akibat pandemi covid-19 dimana menurutnya 60% orang tua murid minta agar SPP hanya dibayar 50% dari semestinya.

Menurut Arifin, seluruh satpen LP Ma’arif NU yang berjumlah sekitar 21.000 terdiri dari sekitar 13.000 madrasah dan 8.000 sekolah – mengandalkan uang SPP baik untuk operasional maupun gaji. Dengan kejadian luar biasa pandemi covid-19 ini tentu satpen LP Ma’arif NU mengalami kesulitan keuangan.

“LP Ma’arif NU harus menggaji sekitar 600.000 PTK (Pendidik dan Tenaga Kependidikan), yang selama ini karena gajinya di bawah UMK, memiliki penghasilan dari pekerjaan atau usaha lain. Namun karena sebagian besar berpekerjaan atau berpenghasilan dari sektor informal, yang karena pandemi covid-19 ini kolaps, tentu PTK LP Ma’arif NU juga mengalami kesulitan ekonomi,” katanya.

“Kami juga tak bisa memaksa orang tua murid untuk tetap membayar uang SPP, karena sebagian besar mereka juga berpenghasilan kecil dan sangat membutuhkan uang yang seharusnya untuk membayar SPP itu,” tambahnya.

LP Ma’arif NU sendiri lanjut Arifin berusaha mengumpulkan donasi untuk membayar gaji PTK, namun hasilnya masih kurang, untuk otu pihaknya berharap pemerintah membantu PTK baik dari dana BOS maupun dana-dana lain untuk pendidikan.

“Dan memasukkan PTK kami ke dalam daftar penerima bantuan untuk warga yang terdampak covid-19,” pungkas Arifin.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER