Categories: Uncategorized

Direktur PTKI Dukung E-Learning Masuk Pedoman Standarisasi

MONITOR, Jakarta – Talkshow daring Coffee Break Indonesia (Coffid) yang diinisiasi oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ditjen Pendis, Kementerian Agama RI telah memasuki seri yang ke-3, Rabu (29/4). Kali ini mengambil tema “Pembelajaran Daring: Mudah, Murah, Manfaat dan Berkualitas”.

Pada seri ke-3 ini, nampak masyarakat, khususnya warga Perguruan Tinggi Keagamaan Islam kian antusias menyimak seri-seri yang dihadirkan Coffid Direktorat PTKI, hal itu terbukti dari banyaknya peserta baik yang login pada Zoom Meeting maupun live streaming melalui YouTube Channel DiktisTV hampir mencapai 5000 orang.

Membahas tema, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Arskal Salim GP menegaskan, E-Learning atau pembelajaran daring kedepan harus masuk dalam Pedoman Standarisasi dan Evaluasi pembelajaran di lingkungan PTKI. Hal itu lantaran tak bisa dipungkiri bahwa pandemi telah menciptakan revolusi pembelajaran yang kedepan harus mampu diadaptasi dengan baik bagi seluruh PTKI.

“Kalau era ini kita sebut dengan era distrupsi, nah yang terjadi saat ini yang terjadi benar-benar distrupsi. Jadi kita dipaksa betul untuk mengadaptasikan diri dengan proses pembelajaran online,” ujar Prof Arskal pada sesi diskusi.

Selain itu, lanjut Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, situasi pandemi juga mendorong pemerataan sumberdaya manusia (SDM) di PTKI. “Yang kami lakukan saat ini mendorong kampus-kampus yang ada, baik STAI, STAIN, IAIN, hingga UIN nantinya harus memiliki kualifikasi SDM yang sama,” tuturnya.

Turut hadir sebagai pembicara, Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) Prof Agus Zainal Arifin menuturkan, dalam pembelajaran daring yang terpenting yakni kemampuan dosen dalam menciptakan suasana belajar. “Bagaimana menciptakan suasana diskusi, simulasi, studi kasus, kolaboratif. Ini semua tersedia toolsnya, mulai dari yang sederhana WhatsApp, Facebook, Twitter,” tuturnya.

Dosen Institut Teknologi Bandung Dr. Gumawang Jati menambahkan, hal yang perlu menjadi perhatian dalam pembelajaran daring salah satunya yakni engagement atau feedback dari mahasiswa, “Kita harus pikirkan, anak-anak supaya belajar ngeceknya bagaimana? supaya tertarik dengan matakuliah saya bagaimana? nah itu perlu dipertanyakan lagi. Desain pembelajaran online yang sederhana dan tidak harus rumit,” ujarnya.

Recent Posts

Prajurit TNI Lumpuhkan Tokoh OPM Enos Tipagau di Intan Jaya

MONITOR, Jakarta - Dalam suatu operasi terukur yang dilakukan pada Sabtu dini hari, 5 Juli…

29 menit yang lalu

Garap Bisnis Konveksi di Bandung, Ketum Ansor: BUMA Pecah Telor

MONITOR, Bandung - Badan Usaha Milik Ansor (BUMA) mulai bergeliat dengan membuka usaha konveksi di…

2 jam yang lalu

Balai Kementan Punya Inovasi Layanan Uji Laboratorium, Tingkat Kepuasan Masyarakat Langsung Melejit

MONITOR, Makassar - Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros memperketat standar pelayanan publik melalui sistem digital…

3 jam yang lalu

Tiga Terobosan Perdana Haji 2025, Terbuka, Efisiensi Hingga Kompetitif

MONITOR, Jakarta - Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 mencatat sejarah baru dengan hadirnya tiga kebijakan…

13 jam yang lalu

Menuju Indonesia Emas 2045, Prof Rokhmin: Pelajar NU Harus Jadi Garda Terdepan Inovasi

MONITOR, Jakarta - Aula PCNU Kabupaten Cirebon penuh sesak oleh semangat muda, ratusan pelajar Nahdlatul…

20 jam yang lalu

Kementerian PU Pastikan Progres Pembangunan Sekolah Rakyat Sesuai Target

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memastikan progres pembangunan dan renovasi fasilitas Sekolah Rakyat…

21 jam yang lalu