Categories: PERTANIAN

Ulus Pirmawan, Petani Muda Bandung Barat Dukung Program Geratieks Kementan

MONITOR, Jakarta – Petani muda asal Desa Suntenjaya, Bandung Barat, Ulus Pirmawan memilih baby buncis sebagai lahan bisnis masa depan. Produk hortikultura yang biasa dimasak sebagai olahan tumis dan sayur ini dipilih Ulus karena memiliki nilai jual yang tinggi dan potensi pasar internasional yang cukup luas.

“Alhamdulillah berjalanya waktu, baby buncis saya sudah mampu ekspor ke Singapura. Bahkan baby buncis super saya menembus market negara-negara di Asia,” ujar Ulus, Minggu, 8 Maret 2020.

Ulus mengatakan, bisnis pertaniannya semakin maju karena setiap harinya ia mampu memenuhi kebutuhan buncis super ke berbagai pasar di dalam dan luar negeri. Khusus baby buncis, Ulus mengaku mampu panen dalam kurun waktu 40 hari sekali dengan hasil 40 kilo.

“Kita bisa menghasilkan 30 sampai 40 kilogram sekali panen. Jadi kalau masa panen habis, kita bisa menghasilkan 1 sampai 1,5 ton dengan omzet perbulan mencapai Rp 400 juta,” katanya.

Sebagai pelecut bisnisnya agar tumbuh kembang, Ulus dan sejumlah pengusaha muda di Jawa Barat mengaku mendukung program gerakan tiga kali ekspor (Geratieks) yang digagas Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Kata Ulus, gerakan tersebut merupakan sinyal bangkitnya roda ekonomi nasional.

“Saya sangat setuju dengan Geratieks karena sebenarnya kita punya peluang untuk memasarkan produk kita ke luar negeri. Walaupun ada wabah penyakit virus corona, produk pertanian kita sampai hari ini tetap resisten dan dibutuhkan banyak orang,” katanya.

Ulus mengatakan, sejauh ini Kementan berhasil memperhatikan detail dan perencanaan program secara kongkrit. Menurutnya, pola yang dilakukan sudah sesuai dengan perkembangan zaman, karena mengusung konsep pertanian maju, mandiri dan modern.

“Saya yakin program di Kementan akan berhasil karena sudah memanfaatkan teknologi dan mekanisasi berbasis artificial intelligence,” katanya.

Di samping itu, tambah Ukus, Kementan juga sudah mempermudah pengusaha tani dalam mengurus perizinan ekspor, sehingga usahanya mampu berkembang dengan baik.

“Saya berharap para petani bisa memiliki minimal 1 hektare untuk 1 orang petani. Kalau ini sudah dimiliki saya optimistis nilai ekspor kita akan meningkat tajam,” tutupnya.

Recent Posts

Jelang Lebaran, DWP Kemenperin Gelar Bazar Belanja Murah

MONITOR, Jakarta - Kenaikan harga kebutuhan pokok dan dinamika ekonomi yang terus berkembang menuntut masyarakat…

42 menit yang lalu

IKRAR PTKI; Kemenag Bahas Strategi Dongkrak Mutu PTKIS

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Ditjen Pendis…

1 jam yang lalu

Dukung Mudik Lebaran 2025, Kementerian PU Pastikan Kesiapan Infrastruktur Jalan dan Posko Mudik Tanggap Bencana

MONITOR, Jakarta - Dalam rangka menyambut Idul Fitri 1446 H Tahun 2025, Kementerian Pekerjaan Umum…

6 jam yang lalu

Bakamla Gagalkan Penyelundupan 60 Ribu Ekor Baby Lobster di Jakarta

MONITOR, Jakarta - Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) melalui unsur KN. Pulau Marore-322…

6 jam yang lalu

Soundbar Samsung Memimpin Penjualan Global Sebelas Tahun Berturut-turut

MONITOR, Jakarta - Samsung Electronics Co., Ltd., pemimpin global dalam inovasi TV selama 19 tahun…

7 jam yang lalu

Umat Buddha Vihara Tebar Takjil Ramadan 2025, Jaga Toleransi

MONITOR, Cirebon - Umat Buddha dari Vihara Dewi Welas Asih Kota Cirebon membagikan takjil Ramadan…

8 jam yang lalu