PERTANIAN

Petani Muda Bali Peroleh Omset Ekspor Hingga 100 M Lewat Market Place Digital

MONITOR, Denpasar – Berbagai upaya terus dilakukan untuk menggenjot nilai ekspor pertanian. Salah satunya dengan mengembangkan market place berbasis aplikasi yang dikelola oleh para petani milenial.

“Sekarang kita bertani menggunakan aplikasi namanya Farmer App, untuk menjualnya kami menggunakan BOS Fresh Retail, dan untuk pendanaan kami ada namanya nabung tani untuk membantu petani yang tidak punya biaya,” ujar Ketua Komunitas Petani Muda Keren (PMK) Agung Weda, Rabu, 26 Februari 2020.

Melalui Bali Organik Subak (BOS), kata Agung, pihaknya sudah mengekspor manggis dari tahun 2018 dan menjadi yang terbesar di Bali untuk volume, bahkan nilai ekspornya hampir menyentuh angka 100 miliar.

“Nilai ekspor manggis tahun lalu hampir 100 miliar dengan volume 850 ton. Untuk komoditas lain yg sudah kita ekspor ada sawo, alpukat, dan mangga. Untuk mangga kita sudah ekspor ke Singapura,” terang Agung yang juga pemiliki Owner Bos.

Menurut Agung, tahun ini ia sudah memiliki 1500 ton mangga yang siap ekspor dan ada 300 ton yang sudah akan dikirim untuk ke Vietnam. Selain mangga, ada rambutan yang lebih dulu dieskpor ke Timur Tengah.

“Kita juga sedang mengembangkan alpukat khas, alpukat aligator, ada varian mentega. Untuk alpukat sendiri kita sudah kirim ke Kamboja. Di pasar lokal pun peminatnya juga banyak sekali,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Direktur Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) Sukam Pawardi mengatakan, saat ini pertanian Indonesia sudah memiliki sistem canggih dengan kehadiran Agriculture War Room (AWR) dan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang bisa berjalan beriringan dengan BOS.

Ia menilai, AWR dan Kostrtani akan berhasil dan diakui perannya oleh masyarakat jika mengetahui apa yang harus diperbuat oleh petani sesuai permintaan pasar.

“BOS ini kan perusahaan swasta dan tidak mungkin berkebun sendiri, harus dikoneksikan dengan petani-petani yang diedukasi oleh kawan-kawan dari Kostratani. Sehingga kawan penyuluh di Kostratani harus akrab dengan BOS,” katanya.

“BOS ini sebuah perusahaan yang dikelola anak muda berbasis IT dan dia paham sekali dengan pasar. Inilah yang harus dipahami oleh setiap pengusaha baik muda atau apapun lainnya, sehingga ia bisa menyiapkan produk sesuai dengan kemauan pasar,” pungkasnya.

Recent Posts

Lantik Pejabat Tinggi Kementerian Haji dan Umrah, Gus Irfan Minta Jajarannya Siap Layani Tamu Allah

MONITOR, Jakarta - Kementerian Haji dan Umrah RI melantik sejumlah pejabat struktural sebagai bagian dari…

55 menit yang lalu

Analis Intelijen: Apel Kasatwil 2025 Wujud Kesungguhan Polri Mengawal Reformasi

MONITOR, Jakarta - Penyelenggaraan Apel Kasatwil Polri Tahun 2025 selama tiga hari pada 24-26 November…

2 jam yang lalu

Natal Kemenag 2025: Merawat Keragaman, Hormati Perbedaan

MONITOR, Surabaya - Puncak Natal Kementerian Agama 2025 dijadwalkan berlangsung pada 29 Desember 2025 di…

2 jam yang lalu

Jasa Marga Luncurkan JSMR MOVE, Budaya Kerja untuk Percepatan Transformasi Pelayanan Jalan Tol

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk menegaskan komitmen untuk mempertahankan posisi sebagai market…

4 jam yang lalu

Puan Minta Pemerintah Segera Beri Bantuan Warga Terdampak Bencana di Sumut

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban…

4 jam yang lalu

Soal Bandara di Morowali yang Beroperasi Tanpa Otoritas Negara, DPR: Kedaulatan Harga Mati!

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI, Oleh Soleh mengecam keras soal temuan operasional…

4 jam yang lalu