SUMATERA

Petani Kabupaten Pali Sukses Kembangkan Benih Kedelai Berkat Tumpangsari Sawit

MONITOR, Pali – Petani Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Provinsi Sumatera Selatan berhasil mengembangkan tumpangsari antara kedelai dan tanaman sari. Kelompok tani Bina Usaha II adalah salah satu kelompok tani (poktan) yang mendapatkan program bantuan tumpang sari kedelai dari Direktorat Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) Kementerian Pertanian tahun 2019.

“Saya memberanikan diri untuk mencoba nanem kedelai dilahan sawit saya, dan hasil nya bagus” tutur Gatot. Pertanaman kedelai di lahan seluas 5,5 hektar ini dilakukan karena sawit nya sedang masa replanting (peremajaan).

Selain mendapatkan hasil yang memuaskan gatot juga melihat perubahan tanah di lahannya yang sebelumnya kurang subur menjadi tampak gembur dan subur usai menanam kedelai.

Varietas yang dikembangkan oleh Poktan Bina Usaha II ini adalah Varietas Dena yang merupakan varietas unggul yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Pertanian (Balitbangtan) tahun 2014. Varietas Dena ini dipilih karena sifatnya yang cocok terhadap naungan atau mampu tumbuh dibawah tegakan tanaman perkebunan dan lingkungan agroforestri yang umurnya tidak lebih dari 4 tahun.

Kedepan Gatot akan melanjutkan pertanaman kedelai kembali, hasil panen sebagian besar akan digunakan sebagai benih untuk perluasan tanam dibeberapa tempat.

Hal ini disambut positif oleh Kementan, Rachmat selaku Kepala Subdit Kedelai Direktorat Akabi menuturkan program tumpangsari ini bukan hanya baik untuk kebutuhan stok kedelai di Kabupaten Pali, tetapi juga dapat menambah pendapatan petani menunggu sawit nya menghasilkan. “Keberhasilan poktan Bina Usaha II ini dapat dicontoh wilayah lain di Indonesia” tutur Rachmat.

Rachmat menyatakan kesiapannya untuk melakukan pembinaan intensif di kelompok tani tersebut demi memenuhi kebutuhan benih kedelai di tahun ini. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa target 2020 fokus pada bagaimana meningkatkan produksi dan produktivitas melalui gerakan nasional peningkatan produktivitas, produksi, dan ekspor.

Menurut Rachmat tumpangsari ini bukan hanya sawit saja, bisa dengan komoditi perkebunan lain seperti karet, kakao, kelapa, dan kopi dengan syarat kondisi pertanaman sedang dalam rehabilitasi, peremajaan, perluasan dan intenfsifikasi penataan.

“Program pengembangan tanaman perkebunan tahun 2020 ini cukup besar. Ada sekitar 50.000 hektar areal tanaman perkebunan yang akan dikembangkan baik untuk rehabilitasi, peremajaan, perluasan, intensifikasi serta penataan dan ini menjadi peluang kita untuk memanfaatkan integrasi tanaman palawija dengan tanaman perkebunan tersebut. Selanjutnya pola tumpangsari ini diharapkan bisa dikembangkan di wilayah lain,” pungkas Rachmat.

Recent Posts

Praktik Judol Kian Mengkhawatirkan, DPR Dorong Implementasi UU PDP

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, menyoroti ancaman serius fenomena judi…

6 jam yang lalu

Immoderma Wellness Day Sukses Gaet 1.000 Peserta Fun Run 5K di 4 Kota Indonesia

MONITOR, Semarang - Indonesia Kampanye kesehatan kulit dan gaya hidup aktif bertajuk Immoderma Wellness Day…

7 jam yang lalu

Bahasa Portugis Akan Diajarkan di Sekolah, Komisi X DPR Dorong Uji Coba Terlebih Dahulu

MONITOR, Jakarta - Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyambut baik rencana pemerintah mengajarkan…

7 jam yang lalu

PDIP Gelar Diskusi di Cirebon, Pariwisata dan Kelautan Pilar Penting Perekonomian Nasional

MONITOR, Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) menyatakan bahwa kegiatan diskusi, pameran UMKM, dan kunjungan ke…

9 jam yang lalu

AICIS+ 2025 Tampilkan 230 Makalah Terpilih dari 31 Negara

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama menggelar Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+)…

10 jam yang lalu

Kemenag dan UIII Siap Gelar AICIS+ 2025, Perkuat Peran Islam dalam Menjawab Tantangan Global

MONITOR, Depok – Kementerian Agama RI dan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) hari ini menggelar…

11 jam yang lalu