MONITOR, Cirebon – Keberadaan Pondok Pesantren yang memiliki perguruan tinggi saat ini semakin menjamur. Ya, salah satunya yakni Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’had Aly (STAIMA) Cirebon, Jawa Barat.
Ketua STAIMA Cirebon, Syarif Abu Bakar mengatakan keberadaan perguruan tinggi berbasis pesantren tentunya bisa memenuhi akses santri untuk mengikuti jenjang pendidikan tinggi.
“Eksistensi STAIMA Cirebon yang merupakan perguruan tinggi berbasis pesantren hadir untuk memenuhi akses santri dan masyarakat pada pendidikan tinggi”, kata Syarif Abu Bakar pada saat Wisuda Sarjana ke-15, Rabu (13/2).
Syarif Abu Bakar menambahkan STAIMA Cirebon merupakan kampus yang masih kuat mempertahankan tradisi pesantren, pengkajian kitab salaf sebagai kurikulum lokal dan prilaku adab dan akhlak.
“Kurikulum humanisme dan anti radikalisme dikembangkan dalam fikih pesantren”, kata Abu Bakar.
Habib Syarif Abu Bakar menyampaikan rasa bangga perguruan tinggi yang dipimpinnya mulai menjadi tempat berlabuh para santri untuk mendalami ilmu agama Islam (islamic studies).
“Suka dan duka telah kami lalui mendirikan STAI berbasis pesantren, namun berkat dukungan para sesepuh, ulama dan akademisi kami bisa eksis”, kata Pengurus Pimpinan Pusat Ansor ini.
STAIMA Cirebon telah mewisuda 113 mahasiswa yang berasal dari 25 orang Prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES) dan 88 orang dari Pendidikan Agama Islam (PAI). Wisudawan terbaik di raih oleh Rofiqoh dari Tarbyah/PAI dengan IPK 3,77 dan Nur Fathonah Syariah/HESY denga IPK 3,57.
Dihadapan para wisudawan dan wali wisudawan, Habib Syarif Abu Bakar menegaskan bahwa STAIMA berencana akan berubah status menjadi Institut Agama Islam Ma’had Aly.
“Kami ohon dukungan dan bantuan dari Kementerian Agama RI, Pak Bupati Cirebon, Ketua DPRD dan juga seluruh masyarakat”, katanya.
Ruchman Basori Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ditjen Pendidikan Islam, Kemenag RI mengatakan pada hakikatnya tidak ada lulusan PTKI yang menganggur.
“Silahkan amati dengan saksama tidak ada sarjana PTKI menganggur, mereka berkhidmah di hampir semua sektor kehidupan terutama keagamaan dan kemasyarakatan”, tegas Ruchman.
Alumni UIN Walisongo ini menegaskan tugas pendidikan adalah menciptakan profil lulusan yang siap menerima tugas-tugas kehidupan, bukan semata-mata menyiapkan tenaga kerja. “Saya optimis alumni STAIMA Cirebon dapat berperan denga baik menjadi pemikir, penggerak dan pendamping masyarakat”, katanya.
Imaron Rosyadi Bupati Cirebon berharap agar lulusan STAIMA dapat berpartisipasi pada pembangunan di Kabupaten Cirebob terutamanya untuk menekan angka kemiskinan dan meningkatkan mutu pendidikan.
“Anda adalah generasi penerus yang akan melanjutkan estafeta kepemimpinan, saya dan tentu orang tua anda bangga akan hal itu”, kata Alumni PMII UIN Bandung ini.
Wisuda ke-15 STAIMA Cirebon dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Cirebon HM. Luthfi, Ramdani Kopertais Jawa Barat dan Banten, Ketua Yayasan Mahrus Ali, Dodo Mustahid IAI Bunga Bangsa, sejumlah ulama dan pimpinan PTKIS.(RB)