MONITOR, Jakarta – Badan Pusat Statistik telah merilis data terbaru terkait angka kemiskinan Indonesia, yaitu sebanyak 24,79 juta orang (9,22%) pada September 2019. Dalam data tersebut, angka kemiskinan Indonesia dilaporkan turun sebanyak 0,19 persen poin dari 9,41% atau sekitar 25,14 juta orang pada Maret 2019.
Mengenai laporan ini, Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar Mukhamad Misbakhun mengatakan Pemerintahan Jokowi pada periode pertamanya terbukti mampu menurunkan angka kemiskinan. Jokowi dikatakannya berhasil menurunkan angka kemiskinan sebanyak 1,04 persen.
“Pemerintah di bawah kepemimpinan Jokowi mampu menurunkan angka kemiskinan sebanyak 1,04%. Pada September 2014 tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 10,26% atau jumlah penduduk miskin di Indonesia kala itu mencapai 28,59 juta,” ujar Misbakhun dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/1).
Selain itu, data yang dihimpun BPS juga menunjukkan fakta bahwa garis kemiskinan pada September 2019 mencapai Rp 440.538 per bulan per kapita. Dari angka tersebut, lebih dari 10% konsumsi masyarakat miskin rupanya dialokasikan untuk rokok.
Misbakhun menilai, kebijakan pemerintah atas harga rokok yang melesat tajam di tahun ini dikhawatirkan akan menambah jumlah penduduk miskin.
“Pemerintah harus mengukur dan mewaspadai kenaikan harga rokok karena komoditas tersebut masih menjadi faktor signifikan atas angka kemiskinan Indonesia,” tandas Legislator asal Pasuruan, Jawa Timur ini.