BERITA

Kejagung Diminta Tegas Bongkar Dugaan Mafia Pasar Modal di Kasus Jiwasraya

MONITOR, Jakarta – Kejaksaan Agung (Kejagung) diminta untuk segera menangkap para direksi lama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang diduga terlibat praktik korupsi sehingga mengakibatkan perusahaan plat merah tersebut bangkrut.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu (FSPBB), Tri Sasono kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (8/1).

Tidak hanya itu, ia menduga kerugian negara yang mencapai sekitar Rp13,7 triliun tidak terlepas keikut sertaan sejumlah mafia pasar modal dikepemimpinan Hendrisman Rahim dan Hery Prasetyo yang terkesan asal-asalan dalam menempatkan portofolio investasi perseroan. 

Awal dari penempatan investasi perseroan terjadi seiring dengan jual beli produk JS Saving Plan pada 2014 hingga 2018.

Manajemen lama pun diduga menempatkan dana nasabah pada saham-saham ‘gorengan’ seperti PT SMR Utama Tbk (SMRU), PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), PT Hanson International Tbk (MYRX), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), dan PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN) yang diantranya dikelola oleh Heru Hidayat dan Benny Tjokrosaputro.

“Aksi goreng-menggoreng saham ini pun sejalan dengan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyoal penyebab gagal bayar Jiwasraya di antaranya karena penempatan portofolio yang mengabaikan prinsip kehati-hatian bisnis,” kata Tri Sasono.

Tri Sasono pun juga mengatakan bahwa, eks Direktur Utama (Dirut) Jiwasraya Hendrisman Rahim dan mantan Direktur Keuangan Jiwasraya Harry Prasetyo yang sudah dicegah ke luar negeri itu mengakibatkan anggaran Jiwasraya defisit.

“BPK juga menyebut investasi Jiwasraya di instrumen reksa dana tak jauh berbeda. Jiwasraya membeli produk reksa dana dengan underlying saham kinerja buruk. Salah satu saham yang menjadi sorotan BPK adalah saham PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP),” tegasnya.

Saat ini, saham perusahaan perikanan, perdagangan, industri, dan perkebunan itu tidak bergerak di posisi Rp50 per saham. Dalam lima tahun terakhir, sahamnya turun 58,33 persen. “Artinya sudah cukup bukti dari hasil audit BPK,” pungkas dia.

Recent Posts

Fantastis, Bersama BAZNAS dan LAZ Kemenag Salurkan 2 Juta Paket Bingkisan untuk Anak Yatim dan Disabilitas se-Indonesia

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), dan Lembaga Amil Zakat…

47 menit yang lalu

Kemenag Buka Pendaftaran Program PKDP 2025

MONITOR, Jakarta - Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Ditjen Pendidikan Islam, Kemenag membuka pendaftaran…

5 jam yang lalu

Miris 1 Juta Lulusan Sarjana Nganggur, DPR: Ironi di Tengah Bonus Demografi

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menanggapi rilis Badan Pusat Statistik (BPS)…

8 jam yang lalu

Polusi Udara Meningkat di Jakarta, DPR: Cerminan Buruknya Tata Kelola Emisi

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan menyoroti peningkatan polusi udara di…

9 jam yang lalu

Komisi IV DPR RI Apresiasi Langkah Kementan Kendalikan PMK

MONITOR, Surabaya - Komisi IV DPR RI menyampaikan apresiasi terhadap langkah-langkah konkret Kementerian Pertanian dalam…

10 jam yang lalu

Deklarasikan Diri Jadi Kabupaten UMKM, Wamen Helvi Apresiasi Inisiatif Pemda Situbondo

MONITOR, Jawa Timur - Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Wamen UMKM) Helvi Moraza…

10 jam yang lalu