Jumat, 26 April, 2024

Kunjungi PP Muhammadiyah, Peserta PIN-MB Belajar Moderasi Beragama

MONITOR, Jakarta – Kementerian Agama menyelenggarakan Pelatihan Instruktur Nasional Moderasi Beragama (PIN-MB) bagi dosen dan mahasiswa PTKI se-Indonesia. Dari sekian rangkaian kegiatannya, salah satunya yakni berkunjung ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Sebanyak enam puluh dosen PTKI bersama seratus mahasiswa PTKI hadir dalam kegiatan tersebut. Rombongan PIN-MB ini dipimpin oleh Ruchman Basori, Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Dirjen Pendis Kemenag RI.

Ruchman dalam sambutannya, menyatakan bahwa Indonesia menghadapi ancaman radikalisme sehingga moderasi beragama perlu diarusutamakan. “NU dan Muhammadiyah menghadapi problem yang sama. Data riset menunjukan sejumlah dosen, mahasiswa, TNI/POLRI dan PNS yang terpapar radikalisme,” ujar Ruchman.

Ia menambahkan, kunjungan tersebut tujuannya agar dosen dan mahasiswa mendapatkan bekal untuk melakukan counter terhadap radikalisme ketika mereka pulang ke kampus masing-masing.

- Advertisement -

Rombongan diterima oleh Didik Suhardin, Ph. D, Dr Teuku Ramli Zakaria, dan Agus Tri Sundani. Didik Suhardin, yang merupakan wakil ketua Majelis Dikdasmen menyatakan bahwa Muhammadiyah sudah melakukan riset terkait radikalisme.

“Temuannya adalah radikalisme beririsan dengan wawasan beragama dan wawasan kebangsaan,” ujar Suhardin.

Ia menjelaskan, bagi Muhammadiyah, NKRI adalah darul ahdi was syahadah, negeri perjanjian dan persaksian. Menurutnya, Kasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo adalah tokoh Muhammadiyah yang turut menjadi arsitek NKRI.

“Sebab itu, Muhammadiyah tidak akan berkhianat kepada NKRI karena ia yang mendirikan,” tegas Suhardin.

Dalam hal moderatisme, sekolah Muhammadiyah menerima seluruh elemen masyarakat apa pun latar agama mereka. “Walikota Jayapura adalah alumni sekolah Muhammadiyah dan ia tetap nonmuslim. Demikian jug Bupati Alor. Pendidikan di Muhammadiyah menanamkan ketakwaan sesuai agama masing-masing. Inilah the real of moderation,” terangnya.

“Muhammadiyah melakukan tindakan preventif terhadap ancaman radikalisme. Kami tegas dan punya prinsip,” pungkasnya.

Sebagai informasi, kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 27 hingga 31 Desember 2019 dan dibuka oleh Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Imam Safei, pada Jumat (27/12) di Auditorium HM. Rasyidi Kemenag RI.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER