Selasa, 23 April, 2024

Bali Pastikan Kebutuhan dan Harga Pangan Saat Nataru Aman

MONITOR, Bali – Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali bersama Bulog Divre Bali, Disperindag, Satgas Pangan Pusat maupun Daerah dan seluruh pemangku kepentingan sepakat untuk terus melakukan koordinasi dan upaya nyata dalam menstabilkan pasokan dan harga pangan menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru).

Komitmen bersama ini disampaikan dalam rapat koordinasi gabungan menghadapi HBKN Nataru Provinsi Bali yang diselenggarakan di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali, pada Selasa (17/12/2019).

Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan BKP Kementan, Risfaheri yang hadir dalam pertemuan tersebut menjelaskan, momentum Nataru penting bagi pemerintah untuk memastikan stok pangan di masyarakat tersedia dengan cukup dengan harga yang wajar.

“Secara umum kondisi ketersediaan dan kebutuhan pangan nasional aman, termasuk di Bali. Namun kita tetap harus berkoordinasi dan menjaga komitmen dengan melakukan langkah nyata agar harga dan pasokan komoditas pangan strategis stabil dan aman,” tegasnya.

- Advertisement -

Risfaheri menambahkan hal tersebut juga sejalan dengan komitmen Kementerian Pertanian sesuai arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo untuk menjamin pangan bagi seluruh penduduk Indonesia.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Jarta menyatakan, sebagai tindak lanjut arahan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dalam rakor persiapan HBKN di Jakarta, Selasa (19/11/2019) lalu, pihaknya siap melakukan langkah nyata dalam menghadapi Nataru.

“Meski Bali secara mayoritas masyarakatnya tidak merayakan Natal, namun sebagai tujuan wisata nasional dan internasional, menjelang musim liburan Nataru ini, ketersediaan pangan sangat penting diperhatikan,” ujar Wayan.

“Kebutuhan, pasokan dan harga pangan tentu akan terpengaruh, sehingga perlu dilakukan langkah nyata untuk antisipasi dan menjamin ketersediaan, pasokan dan harga pangan tetap stabil,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bulog Divre Bali, Sukardi menjamin stok beberapa komoditas pangan aman dan terkendali.

“Stok beras di gudang kami di Jimbaran dan Kediri mencukupi untuk menghadapi Nataru,” ungkap Sukardi.

Ia menambahkan, stok beberapa komoditas pangan berasal dari produksi lokal Bali seperti cabai merah keriting, bawang merah, telur ayam, daging ayam, dan daging sapi. Bahkan telur dan daging ayam didistribusikan ke provinsi NTB dan NTT. Sedangkan beras, minyak goreng, dan gula pasir didatangkan dari Surabaya dan NTB.

Sebelumnya, pada Selasa pagi (17/12) BKP Kementan bersama Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali serta Satgas Pangan melakukan pemantauan harga di Pasar Badung Kota Denpasar. Hasil pemantauan menunjukkan harga beberapa komoditas pangan aman dan stabil seperti beras medium Rp. 10.500/kg, beras premium Rp. 12.000/kg, bawang merah Rp. 25.000/kg, bawang putih Rp. 25.000/kg, cabai merah keriting Rp. 25.000/kg, daging ayam ras Rp. 32.000/kg, telur ayam ras Rp. 21.000/kg, daging sapi super Rp. 100.000/kg, dan gula pasir Rp. 13.000/kg.

Khusus untuk minyak goreng kemasan, hasil pantauan menunjukkan harga per liter di kisaran Rp. 13.000 – 14.000, masih di atas harga acuan pemerintah (HAP) Rp. 10.500-11.000/liter.

Untuk menjaga stabilitas harga pangan di Bali, Dinas Pangan Provinsi Bali akan menggencarkan Gelar Pangan Murah (GPM) pada tanggal 27, 28, dan 30 Desember 2019 di lapangan Banjarsari dan di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Bali.

“Bantuan coldsotrage cabai dan bawang merah untuk TTIC dari BKP Kementan yang baru kami terima akan kami gunakan semaksimal mungkin untuk mendukung pengendalian harga pangan di wilayah kami,” ujar I Wayan Jatra.

Satgas Pangan Pusat, Tatok Sudjiarto yang turut serta dalam pemantauan tersebut juga berkomitmen untuk memantau dan melakukan tindakan nyata ke distributor pangan agar tidak mencoba memanfaatkan situasi dengan mempermainkan harga.

“Kita akan melakukan pertemuan dengan pelaku distribusi pangan (penyedia jasa transportasi, syahbandar pelabuhan penyebrangan dan pelaku usaha lainnya) pada 19 Desember nanti untuk koordinasi dan konsolidasi agar ketersediaan harga dan pasokan bahan pangan di Bali tetap aman,” ungkapnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER