MEGAPOLITAN

Kisruh Pembangunan Hotel di TIM, Pemprov dan DPRD DKI Tak Kompak

MONITOR, Jakarta – Rencana Pemprov DKI Jakarta merevitalisasi dan membangun hotel di kawasan Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (PKJ TIM), Cikini, Jakarta Pusat, masih menjadi perdebatan. Pasalnya, rencana tersebut dikuatirkan akan menghilangkan aktivitas seni dan budaya disana.

Terkait hal ini, Pemprov DKI Jakarta memastikan PKJ TIM, akan tetap menjadi pusat kesenian di Jakarta. Hal itu dikatakan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata, Dadang Solihin.

Menurut Dadang mengatakan, revitalisasi dilakukan untuk merealisasikan PKJ TIM sebagai bench mark pusat seni dan budaya berkelas dunia.

“Ini menjadi visi yang jauh ke depan. PKJ TIM akan dilengkapi berbagai sarana dan prasarana untuk mendukung aktivitas seniman,” kata Dadang, Rabu (27/11).

Ia menjelaskan, sesuai rencana PKJ TIM akan dilengkapi dengan fasilitas hotel. Tujuannya, untuk memfasilitasi seniman baik dari luar daerah maupun luar negeri yang akan beraktivitas atau menjalani misi seni budaya di PKJ TIM.

“Kalau mereka menginap di kawasan TIM, mereka tentu juga akan lebih mudah berinteraksi dengan seniman-seniman lain di situ,” ujarnya.

Menurutnya, saat diskusi beberapa waktu, para seniman menyampaikan aspirasi agar PT Jakarta Propertindo (Jakpro) melibatkan mereka dalam tahapan revitalisasi PKJ TIM.

“Saya kira ini menjadi masukan, termasuk dari Legislatif. Kita akan melakukan evaluasi dan mencari solusi terbaik,” ungkap Dadang, yang pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Riset Daerah DKI Jakarta.

Ia menambahkan, Pemprov DKI akan tetap membangun komunikasi dengan seniman di TIM agar proyek revitalisasi yang visioner ini bisa diterima semua pihak.

“Sekali lagi, melalui revitalisasi ini kita akan meningkatkan harkat dan martabat seniman, khususnya di Ibukota,” tandasnya.

Terpisah, kalangan DPRD DKI melalui Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, tetap akan menolak pembangunan hotel dikawasan TIM.

“Revitalisasi kawasan TIM dan membangun Hotel di TIM itu sesuatu yang beda loh. Kami di dewan setuju kalau kawasan TIM direvitalisasi dan itu dibuktikan anggaran 200 miliar lebih sudah disetujui dewan di APBD Perubahan 2019,” terang Taufik.

Namun kalau untuk membangun Hotel di TIM, disebutkan Taufik, dewan belum mengatakan setuju dan sepertinya tidak akan pernah setuju. Karena sejarahnya TIM adalah tempat berkumpulnya para seniman, bukan untuk dijadikan tempat komersil.

“Saya pastikan kami di dewan akan mencoret usulan pembangunan hotel di TIM kalau anggarannya diusulkan melalui APBD 2020,” tegasnya.

Recent Posts

Berdampak Sosial, Pertamina Eco RunFest 2024 Salurkan Donasi Kemanusiaan Untuk Palestina

MONITOR, Jakarta - Pertamina Eco RunFest 2024 menyalurkan donasi kemanusiaan senilai Rp3,5 miliar untuk Palestina.…

12 menit yang lalu

Menag Ajak Ribuan Jemaah Umrah Ajak Doakan Kemajuan Indonesia dan Perjuangan Palestina

MONITOR, Makkah - Menteri Agama RI Nasaruddin Umar mengajak ribuan jemaah umrah untuk mendoakan Indonesia.…

3 jam yang lalu

Diikuti 12.300 Pelari, Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar

MONITOR, Jakarta - Pertamina Eco RunFest 2024 resmi berlangsung pagi ini di Istora Senayan Jakarta…

3 jam yang lalu

Masa Tenang Pilkada 2024, Bawaslu Minta Seluruh APK Diturunkan

MONITOR, Minahasa - Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda mengingatkan tanggal 24 November 2024 sudah memasuki…

4 jam yang lalu

Jasa Marga Raih Penghargaan Emas dalam Ajang SNI Award 2024

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. kembali menorehkan prestasi dengan meraih Penghargaan Emas…

10 jam yang lalu

Pertamina Eco RunFest 2024 Siap Digelar Besok

MONITOR, Jakarta - Pertamina Eco RunFest 2024 siap digelar pada Minggu, 24 November 2024, di…

12 jam yang lalu