Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Gatot Eddy Pramono
MONITOR, Jakarta – Kejadian bom bunuh diri di halaman markas Polrestabes Medan beberapa hari lalu menyita perhatian. Pasalnya, aksi teror itu dilakukan saat kantor polisi tengah ramai dikunjungi masyarakat yang mengurus SKCK.
Menariknya lagi, pelaku pengeboman mengenakan jaket ojek online. Peneliti Gerakan Islam di Lembaga Kajian Agama dan Budaya Nusantara, Ade Faizal Alami, mengatakan proses untuk melakukan bom bunuh diri tentu harus melihat situasi dan kondisi pengamanan lokasi target.
“Ada kemungkinan, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Medan ini memilih menggunakan jaket ojek online sebagai modus agar tidak dicurigai polisi,” ujar Ade Faizal Alami, Kamis (14/11).
Untuk menghindari modua serangan serupa, ia menyarankan aparat kepolisian seyogyanya memperbarui pola penjagaan dan pengamanan di pos pemeriksaan.
“Bila perlu dengan menggunakan metal detector dan piranti teknologi lainnya,” jelasnya.
Selain itu, untuk menghindari miss persepsi masyarakat, polisi harus memberikan pemahaman kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kepolisian (seperti mengurus SKCK dan SIM) bahwa pemeriksaan yang ketat itu dilakukan di antaranya untuk menjamin keamanan mereka selama proses pengurusan surat-surat atau pelayanan lainnya.
MONITOR, Cirebon - Badan Karantina Indonesia (Barantin) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang hilirisasi dan ekspor…
MONITOR, Batam - Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepulauan…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperkuat rasa…
MONITOR, Jakarta - Komisi VII DPR RI menyalurkan bantuan senilai Rp500 juta bagi pelaku usaha…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama menggelar Santri Film Festival (SANFFEST) 2025. Total ada 125 karya…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk korban banjir…