PARLEMEN

Nono Sampono Sebut Pilkada Adalah Sistem Demokrasi yang Terbaik

MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Nono Sampono memuji sistem demokrasi yang sedang berjalan di Indonesia saat ini. Menurutnya, praktik sistem demokrasi sudah menduduki posisi teratas dalam menerjemahkan sistem demokrasi itu sendiri.

“Ini luar biasa,” kata Nono dalam diskusi Dialog Kenegaraan bertajuk ‘Pilkada Serentak dan Tantangan Membangun Daerah’, di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (6/11).

Nono juga menegaskan, perhelatan Pilkada adalah bagian dari proses demokrasi itu sendiri, pesta demokrasi untuk memilih pimpinan di daerah dan tujuannya agar menemukan pimpinan yang terbaik dari mana pun asalnya. Hal itu jelang akan digelarnya Pilkada serentak 2020 yang akan diikuti oleh 270 daerah di Indonesia.

Dengan Pilkada, imbuh Nono, sistem demokrasi menjadi kokoh dan kuat, seperti sistem yang sudah kita praktekkan. Karena itu, menurutnya sistem demikian menjadi pilihan karena dianggap yang terbaik, meski masih ada bebarapa catatan-catatan kritis yang disampaikan elemen masyarakat.

Meski demikian, ia mengakui ada hal-hal yang perlu diperbaiki. “Tetapi untuk sementara ini kita sepakat, mulai dari Bupati, Walikota, maupun Gubernur sampai Presiden bahwa rakyat lah yang memilih secara langsung,” ujar senator asal Maluku ini.

Sementara itu, terkait persoalan yang masih muncul dalam setiap Pilkada, Nono melihat tak lepas dari masalah ekonomi dan sosial pendidikan sebagaimana yang dulu pernah disampaikan proklamator Bung Hatta.

“Demokrasi ini bisa berjalan dengan baik kalau dua hal bisa terpenuhi,” ujarnya mengutip pernyataan Bung Hatta.

Menurut Nono, ekonomi dan pendidikan masih belum beres, maka akan selalu bermunculan persoalan, dan persoalan itu adalah persoalan bersama. Selain masalah ekonomi dan pendidikan, dia juga menyebut masih ada hal lain yang sering membuat pilkada bermasalah, yaitu basic dari masyarakat Indonesia yang agak berbeda dengan basic masyarakat di Eropa.

“Kalau masyarakat Eropa itu lebih berbasis individual , sedangkan basic dari masyarakat kita ini adalah komunal. Apa kata pemimpinnya, ya dikerjakan, apalagi daerah-daerah Timur, apa kata pimpinannya ya diikuti, bahkan sistem noken di Papua, kepala suku mengatakan apa, maka yang lainnya ikut saja,” pungkasnya memberi contoh.

Recent Posts

Bakamla dan Kemenhut Amankan Kayu Olahan Ilegal di Batam

MONITOR, Batam - Bakamla RI bersama Kementerian Kehutanan berhasil menggagalkan pengangkutan kayu olahan yang diduga…

4 jam yang lalu

Menag Jenguk Korban Bangunan Majelis Taklim yang Ambruk

MONITOR, Bogor - Menteri Agama Nasaruddin Umar hari ini menyambangi Rumah Sakit Palang Merah Indonesia…

8 jam yang lalu

Tutup Tanwir II Nasyiatul Aisyiyah, Menteri PPPA Tekankan Pondasi Agama dan Budi Pekerti

MONITOR, Banten - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, menyampaikan keynote…

8 jam yang lalu

Orientasi Maba Pascasarjana, UID tegaskan Komitmen Membangun Profesionalitas Akademik

MONITOR, Depok - Universitas Islam Depok (UID) menggelar kegiatan Orientasi dan Matrikulasi Mahasiswa Baru Pascasarjana…

9 jam yang lalu

Arus Lalu Lintas Kembali ke Jabotabek Meningkat, Jasa Marga Catat 161 Ribu Kendaraan Naik 25,65 Persen

MONITOR, Jakarta - Direktur Utama Jasa Marga Rivan Achmad Purwantono menyampaikan, arus lalu lintas kembali…

11 jam yang lalu

Direktur PTKI: PPG, Penghargaan Kemenag pada Perjuangan Guru

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini melakukan akselerasi penyelenggaraan program Pendidikan Profesi Guru (PPG).…

16 jam yang lalu