PERTANIAN

Strategi Kementan Atasi Hama Penggerek Batang Padi

MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangkan metode atau strategi guna mengatasi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) sebagai upaya meningkatkan produksi padi. Salah satu hama yang konsen dilakukan pengamatan yaitu penggerek batang padi, sebab hama ini yang paling sering menyerang tanaman padi dengan intensitas serangan sampai 90%.

“Hama ini menyerang tanaman padi pada berbagai fase pertumbuhan mulai dari fase vegetatif sampai generatif. Ada 2 gejala yang ditimbulkan dari serangan hama penggerek batang, yaitu sundep dan beluk,” demikian dikatakan Kordinator Fungsional Balai Besar Peramalan OPT Kementan, Wayan di Karawang, Rabu (2/10/2019).

Menurutnya, penggerek batang padi dapat berkembang 2 hingga 3 generasi setiap musim tanam, dengan siklus hidup telur 4-8 hari, larva 19-29 hari, pupa 8-12 hari dan ngengat 4-7 hari. Si Ngengat hama ini mampu terbang 4 sampai 10 km dengan bantuan angin dan tertarik dengan cahaya di malam hari saat terbang.

“Si Ngengat ini mampu bertelur 200 sampai 500 butir dan 1 larva yang telah menetas dapat pindah 2 sampai 3 kali dari satu batang ke batang lain dengan benang larva, air atau angin (berayun, red) dan merusak sehingga dapat merusak 2 sampai 3 batang. Waktu masuk ke dalam batang 10 menit hingga 24 jam,” jelas Wayan.

“Yang harus diperhatikan hama ini tidak mengenal varietas tahan dan fase kritis tanaman pada saat pembungaan,” pintanya.

Yadi, salah seorang Petugas OPT Balai Besar Peramalan OPT menjelaskan ada beberapa strategi untuk mengendalikan OPT ini. Yakni bisa dengan pengambilan kelompok telur dan penggunaan bumbung konservasi untuk mengembangkan parasitoid secara alami. Selain itu bisa juga dengan pelepasan parasitoid dan pelepasan parasitoid dalam bentuk pias harus mengikuti periode penerbangan ngengat.

“Kapan kita harus melepas parasitoid Trichogramma sp? yaitu pada saat puncak penerbangan atau pada saat ditemukan kelompok telur di lapangan, efektivitas penggunaan Trichogramma sp. berkisar antara 30 sampai 70 persen tergantung kondisi lingkungan, sehingga dengan cara tersebut dapat mengurangi biaya dan aman bagi lingkungan,” bebernya.

Dewi, Penanggung Kebun Percobaan Balai Besar Peramalan OPT menambahkan waktu yang tepat untuk mengendalikan penggerek batang padi dengan cara melihat perkembangan kelompok telur PBP itu sendiri. Dengan mengambil 10 kelompok telur penggerek batang padi pada pertanaman, masukkan kedalam 10 plastik transparan, simpan di lokasi yang mudah terlihat seperti di dekat pintu keluar rumah dan amati perkembangan kelompok telur setiap hari.

“Jika sebagian besar telur sudah menetas menjadi larva, maka saat itu adalah saat yang tepat untuk mengendalikan larva di pertanaman. Pengendalian paling efektif maksimal hingga 15 hari setelah penetasan,” sebutnya.

Kepala Bidang Pelayanan Teknis Informasi dan Dokumentasi Balai Besar Peramalan OPT, Suwarman menegaskan bahwa pengendalian penggerek batang harus dituntaskan di persemaian, jangan memindahkan bibit yang mengandung ulat. Jika ditemukan kelompok telur lebih dari 0.3 /m2 dan telah menetas, aplikasikan insektisida berbahan aktif karbofuran dengan dosis 4 sampai 6 kg/500 m2 dan pengumpulan kelompok telur dan ngengat pada persemaian dilakukan secara berulang-ulang.

“Jika tuntas di persemaian dapat dipastikan aman di pertanaman sehingga beban pengendalian penggerek batang berkurang,” jelasnya.

Recent Posts

Soroti Penyalahgunaan Mobil Dinas, DPR Dorong Polri Beri Sanksi Agar Jadi Pelajaran

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Martin Tumbelaka, menyesalkan insiden penyalahgunaan kendaraan dinas…

20 menit yang lalu

Pemerintah Belum Resmi Tetapkan Haji Jalur Laut, Tapi Peluang Terbuka

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa pemerintah belum menetapkan agenda resmi untuk…

1 jam yang lalu

DPR Ungkap Kebijakan Jam Sekolah Lebih Pagi Harus Dibarengi Pendekatan Psikososial

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina menanggapi kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov)…

3 jam yang lalu

Kemenperin dan PT IMIP Buka Kelas Beasiswa

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus menjalankan kebijakan hilirisasi industri karena berperan penting…

4 jam yang lalu

Kloter Terakhir Terbang dari Madinah, Ketua PPIH Bersyukur Fase Pemulangan Lancar

MONITOR, Madinah - Fase pemulangan jemaah haji Indonesia yang berangkat pada gelombang II dari Daerah…

5 jam yang lalu

Realisasi BOS Pesantren 2025 Capai Rp 196,8 Miliar

MONITOR, Jakarta - Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk jenjang pendidikan pesantren tahun ini…

6 jam yang lalu