PERTANIAN

Musim Kemarau, Petani Sragen Panen Padi 9,4 Ton Per Hektar

MONITOR, Sragen – Di musim kemarau tahun ini yang bertepatan dengan musim tanam (MT) III, petani Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen justru panen padi dengan produktivitas 9,4 ton/ha. Selain panennya maksimal, harga gabah di tingkat petani pun tinggi Rp 5.200/Kg gabah kering panen (GKP).

Hal ini terungkap dalam kunjungan kerja Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi guna melakukan panen raya padi di desa tersebut, Rabu (11/9/2019).

Suwandi mengatakan padi yang siap panen di Sragen pada September tahun ini mencapai 20 ribu ha. Di Desa Tenggak sendiri yang siap panen seluas 300 ha.

“Di sepanjang pinggir jalan tol Karanganyar-Sragen terpampang hamparan padi menghijau. Setelah memasuki Kabupaten Sragen sudah banyak padi yang menguning atau siap panen. Petani Sragen patut bersyukur masih bisa panen dengan produktivitas tinggi,” ujarnya.

Menurut Suwandi, pada Juli-September bagi sejumlah petani padi merupakan masa kritis karena kemarau panjang. Namun, berkat pembuatan sumur dalam (Sibel), masalah air untuk mengairi sawah di musim kemarau bisa diatasi petani.

Alhasil, sambungnya, walau di musim kemarau, petani Sragen masih bisa tanam padi. Bahkan petani Sragen mampu tanam padi 3 kali setahun.

“Jadi, petani Sragen khususnya di Desa Tenggak sudah mampu melawati masa kritis. Nah, ke depannya tinggal meningkatkan efisiensi usaha taninya supaya bernilai tambah,” tuturnya.

Tak Ada yang Puso

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Eka Rini Mumpuni Titi Lestari menyebutkan padi yang ditanam petani Sragen di musim kemarau hampir 100% tak puso. Bahkan, petani bersama Pengendali Organisme Pertanian Terpadu (POPT), Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dan Babinsa mampu mengatasi hama padi seperti tikus di musim kemarau.

“Secara swadana ataupun dari bantuan pemerintah, petani di sini sudah memanfaatkan sumur dalam, sehingga sawahnya tak kekurangan air. Petani secara gotong royong juga melakukan gropyokan tikus. Karena itu hampir 100 persen padi yang di tanam tak puso,” katanya.

Eka Rini menyebutkan terdapat ada sekitar 28 ribu titik sumur dangkal dan sumur dalam di Sragen. Jika sebelumnya petani menggunakan BBM/gas untuk menggerakan mesin pompa (sumur dalam), saat ini petani sudah memanfaatkan listrik.

“Jadi di sini listrik sudah masuk sawah. Tercatat 1 bulan ada 100 orang yang mengajukan instalasi listrik ke PLN untuk keperluan sumur dalam,” paparnya.

Adapun total luas lahan pertanian Sragen 94.155 ha. Terdiri dari lahan sawah 40.182 ha atau 42,68 % dan 53.973 ha bukan lahan sawah.

“Lahan sawah, khususnya yang belum ada irigasi teknis atau setengah teknis ini kami optimalkan dengan sumur dalam,” pungkas Eka Rini.

Recent Posts

Irjen TNI Hadiri Peringatan Hari Konstitusi dan HUT Ke-80 MPR RI

MONITOR, Jakarta - Inspektur Jenderal (Irjen) TNI Letjen TNI M. Saleh Mustafa mewakili Panglima TNI…

1 menit yang lalu

Usulan Peserta Pesantren Award 2025 Dibuka hingga 20 Agustus

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini untuk kali pertama akan menggelar Pesantren Award. Giat…

50 menit yang lalu

DPR Targetkan Revisi UU Haji Tuntas di Masa Sidang I Tahun Ini

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, berharap revisi Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah…

2 jam yang lalu

Kemenag Selesaikan PPG Daljab Guru PAI 2025, Bisa Terima Tunjangan Profesi di 2026

MONITOR, Jakarta - Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama menetapkan 69.313…

2 jam yang lalu

Kemenperin Bentuk Pusat Krisis Industri Pengguna HGBT

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bergerak cepat menanggapi keresahan para pelaku industri penerima Harga…

5 jam yang lalu

Kemendikdasmen Gandeng Semua Mitra Pendidikan untuk Implementasi Program Prioritas

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), menekankan pentingnya partisipasi semua pihak dalam…

12 jam yang lalu