Categories: Uncategorized

Gaji Belum Dibayar, Pegawai Rumah Sakit Haji Minta Kementerian Agama Turun Tangan

MONITOR, Jakarta – Ratusan pegawai Rumah Sakit Haji tengah resah. Sebab gaji yang menjadi hak mereka belum dibayarkan secara penuh. Upaya dialog hingga protes belum mendapatkan respon memuaskan dari Kementerian Agama, selaku pengelola Rumah Sakit Haji.

Tak sampai di situ, pegawai juga telah meminta bantuan sejumlah pihak untuk mendorong penyelesaian masalah, mulai dari Komisi E DPRD DKI, Komisi VIII DPR RI sebagai mitra kerja Kementerian Agama, hingga Sudin Kesehatan Jakarta Timur, namun tetap saja belum ada tindak lanjut yang memuaskan dari manajemen dan Kementerian Agama.

“Harusnya kami (para pegawai) gajian tanggal 28 Agustus, namun sampai tanggal 7 September ini belum juga dibayar seluruhnya. Pegawai baru menerima kurang dari separuh gaji. Kondisi terlambat gaji yang berulang sangat mengkhawatirkan. Padahal kebutuhan hidup pegawai seperti biaya sekolah anak, makan keluarga, listrik, hingga transportasi, dan membayar cicilan tidak dapat ditunda-tunda. Jika tidak ada tindakan perbaikan, kami takut bulan depan kami tidak bisa gajian,” ujar Ketua Umum Serikat Pekerja Rumah Sakit Haji Arman Budianto, Sabtu (7/9/2019).

Arman yang sehari-hari bertugas sebagai pegawai bagian Radiologi ini mengungkapkan, pegawai hanya menuntut hak mereka dipenuhi. Kemudian ada upaya serius dari pengelola untuk mencegah terjadinya kolap atau kebangkrutan rumah sakit.

“Harus secepatnya ada perbaikan,” katanya.

Menanggapi hal ini, Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Rani Mauliani meminta pihak manajemen dan Kementerian Agama segera membayarkan gaji para pegawai Rumah Sakit Haji.

Sebab, itu sudah menjadi hak para pegawai. Rani juga mendesak agar kesejahteraan pegawai dapat ditingkatkan.

“Sangat penting meningkatkan kesejahteraan pegawai Rumah Sakit Haji. Karena dengan kesejahteraan yang baik, maka pelayanan rumah sakit otomatis juga akan meningkat. Begitupun sebaliknya, jika kesejahteraan tidak terpenuhi, apalagi gaji sampai terlambat para pegawai tentu akan terbebani pikirannya dan tidak tenang dalam bekerja, tentu imbasnya akan membuat pelayanan menjadi turun,” pungkas Rani.

Recent Posts

Merintis Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, Dua Pengusaha Berkolaborasi

MONITOR, Jakarta – Visi pengembangan pariwisata berkelanjutan yang mengangkat nilai-nilai lokal Indonesia menjadi perhatian besar…

19 menit yang lalu

Berangkatkan Mahasiswa ke Tiga Negara, UIN Jember Rilis Overseas Student Mobility Program

MONITOR, Jakarta - Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember…

2 jam yang lalu

Pasukan TNI Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Alexsander Parapak Korban Penembakan OPM

MONITOR, Timika - Pasca Aparat Keamanan (Apkam) Gabungan TNI Polri merebut Distrik Homeyo, Kabupaten Intan…

2 jam yang lalu

Dialog Bareng KAHMI dan ICMI, Prof Rokhmin: Negara ini Sakit Sebenarnya

MONITOR, Cirebon - Berbagai tantangan dan persoalan yang dialami bangsa Indonesia dinilai kian mengkhawatirkan dari…

2 jam yang lalu

Percepatan Tanam, Kementan Tinjau Tanaman Padi Organik di Magelang

MONITOR, Magelang - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Suwandi terus berkeliling ke berbagai…

3 jam yang lalu

Perkuat Cybersecurity Indonesia, Telkom bersama F5 Kokohkan Kemitraan Strategis

MONITOR, Jakarta - Menjawab kebutuhan terhadap layanan keamanan digital yang terus meningkat di Indonesia, PT…

3 jam yang lalu