BERITA

Megawati ‘Tawarkan’ Jalan Musyawarah dan Mufakat Bagi Perdamaian Korsel-Korut

MONITOR, Seoul – Presiden RI Kelima, Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa Pancasila dengan musyawarah dan mufakat bisa menjadi jalan yang sebaiknya ditempuh dalam mendorong perdamaian Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut).

Hal itu disampaikan Megawati dalam pidatonya di DMZ International Forum on the Peace Economy, di Seoul, Korea Selatan, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/8).

“Dalam forum ini pun saya menawarkan kembali metode demokrasi yang ada di dalam Pancasila, yaitu Musyawarah dan Mufakat,” kata Megawati.

“Saya sangat berharap, setelah perdamaian Semenanjung Korea tercapai, dapat segera tercapai pula sebuah kesepakatan baru, yang diikuti langkah-langkah konkret kerjasama antar dua negara,” tambahnya.

Dalam kesempatannya sebagai salah satu pembicara utama bersama mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroder, mantan PM Jepang Yukio Hatoyama, Presiden pertama Mongolia Punsalmaagiin Ochirbat, serta beberapa tokoh penting lainnya dari Rusia, AS, dan Norwegia, ia menegaskan bahwa musyawarah mufakat adalah suatu metode komunikasi politik yang membuka ruang dialog terbuka tanpa hasrat dominasi terhadap pihak lain.

“Tema-tema yang telah disepakati, lalu dibicarakan tidak dengan paradigma mayoritas dan minoritas,” sebut Megawati.

Di hadapan ratusan lebih hadirin peserta acara, Megawati juga menjelaskan secara gamblang mengenai musyawarah mufakat sebagai prinsip demokrasi yang terkandung dalam Pancasila, Ideologi Bangsa dan Dasar Negara Indonesia. 

Lima prinsip yang menjadi penuntun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu; Ketuhanan Yang Maha Esa, nasionalisme, internasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial.

Termasuk, sambung dia, metode demokrasi yang ada di dalam Pancasila adalah musyawarah dan .ufakat. Dan itu membuka dialog terbuka tanpa dominasi.

Metode itu, lanjut ketua umum DPP PDI Perjuangan, mendorong pencapaian satu kesepakatan, yang di dalam kesepakatan itu terpatrikan keputusan politik tindakan afirmasi negara kepada rakyat.

“Terutama bagi kelompok yang termarginalkan akibat sistem politik yang ada. Bukan suatu hal yang mudah untuk dijalankan, tetapi bukan berarti tidak mungkin,” pungkasnya.

Recent Posts

Kementerian PU percepat Kontruksi Jalan Tol Yogyakarta-Bawean

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) berkomitmen untuk…

20 menit yang lalu

Menteri UMKM Sebut Teknologi Digital Semakin Jadi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

MONITOR, Pontianak - Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyebut teknologi digital…

54 menit yang lalu

DPR Tekankan Setiap Kebijakan Harus Berlandaskan HAM Sebagai Wujud Realisasi Pancasila di Tengah Masyarakat

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XIII DPR Andreas Hugo Pareira menegaskan Pancasila bukan hanya…

9 jam yang lalu

Jelang Penutupan, Personel Satgas TMMD Bersama Warga Gotong Royong Siapkan Lapangan Untuk Kegiatan Bakti Sosial

MONITOR, Timika - Menjelang penutupan kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 personel Satgas TMMD…

9 jam yang lalu

Rampungkan Fase Keberangkatan Penerbangan Haji 1446 H, Garuda Indonesia Catatkan Tingkat Ketetapan Waktu 96,4 Persen

MONITOR, Jakarta - Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia pada hari Sabtu (31/5) resmi menyelesaikan Penerbangan…

11 jam yang lalu

Pembangunan Bendungan Mbay Capai 80,69 Persen, Dukung Ketahanan Pangan di NTT

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum terus menggenjot penyelesaian pembangunan Bendungan Mbay yang berlokasi di…

11 jam yang lalu