MONITOR, Jakarta – Direktur Eksekutif SETARA Institute Ismail Hasani mendorong Presiden Jokowi untuk segera meretas politik rekognisi kemanusiaan dan politik bagi warga Papua sebagai basis penanganan Papua secara holistik.
Ia menilai, selama ini sikap pemerintah dalam menangani rasisme terhadap warga Papua masih lemah. Dalam masalah ini, Pemerintah bahkan dianggap tidak mampu atau enggan untuk memahami Papua secara utuh.
“Langkah ini bisa dimulai dengan membentuk dan mengutus Utusan Khusus Presiden (special envoy) ke Papua untuk membangun komunikasi konstruktif membangun sikap saling percaya dan memahami (mutual understanding) sebagai basis dialog Jakarta-Papua,” kata Ismail Hasani, Rabu (21/8).
Menurutnya, jalan dialog akan mengurangi konflik bersenjata antara Organisasi Papua Merdeka (OPM) sekaligus meletakkan warga Papua sebagai subyek utama pengutamaan keadilan pembangunan berkelanjutan.
Bahkan jika meninjau rencana Menko Polhukam Wiranto untuk menambah pasukan TNI/Polri ke wilayah Papua, kata Ismail, adalah sikap kekeliruan dalam memahami Papua, yang justru berpotensi membuat kondisi semakin tidak kondusif.
“Perspektif keamanan dan stabilitas negara yang dikedepankan pemerintah merupakan bentuk upaya pemantapan stabilitas melalui daya paksa dan tata keamanan yang membatasi kebebasan warga,” terangnya.
MONITOR, Jakarta - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 berjalan dengan lancar. Segala bentuk ancaman…
MONITOR, Jakarta – Lemigas telah selesai melakukan uji lab sampel-sampel Pertamax dari SPBU di Cibinong…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menyalurkan…
MONITOR, Jakarta - Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag membuka pendaftaran seleksi Petugas Penyelenggara…
MONITOR, Purwakarta - Dalam rangka menyambut libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, PT Jasa…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pencegahan judi online (judol).…