Pengamat Intelijen & Terorisme, Harits Abu Ulya. Foto: Ist
MONITOR, Jakarta – Kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat jangan dipandang sederhana dan merupakan kejadian biasa.
Pengamat Intelijen & Terorisme Harits Abu Ulya mengingatkan bahwa laksana bara dalam sekam, peristiwa di tanah Cendrawasih tersebut dapat menjadi pemantik untuk menjadi sebuah momentum politik oleh pihak tertentu.
“Kasus Papua tidak boleh di anggap sederhana, kecil bahkan dianggap kejadian biasa. Jika Jakarta tidak cepat bertindak maka berpeluang menjadi buah simalakama,” kata Harits dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (20/8).
“Pemantik itu bisa saja by design oleh oknum-oknum tertentu di saat ada momentum yang tepat. Aparat perlu memburu sumber-sumber pusat provokasi,” tambahnya.
Pemerintah jangan lupa, sambung dia, di Papua ada gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang terus bekerja untuk melepaskan Papua dari NKRI.
Tidak terkecuali, imbuhnya, adanya keterlibatan pihak asing dalam melihat Papua sangat seksi dan menarik untuk dikangkangi.
“Di saat ada momentum yang menguntungkan, maka tidak menutup kemungkinan kontraksi di Papua kali ini akan sulit di selesaikan dan OPM bisa saja menunggangi. Dan pihak asing juga terus bekerja “mengawal” isu Papua sampai target mereka tercapai,” pungkas dia
MONITOR, Jakarta - Pemerintah terus memperkuat fondasi transformasi industri nasional menuju visi Indonesia Emas 2045…
MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengapresiasi ajang Talenta…
MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. memprediksi kendaraan meninggalkan dan memasuki wilayah Jabotabek…
MONITOR, Jakarta - Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Rivan Achmad Purwantono menyampaikan pemberlakuan…
MONITOR, Jakarta - Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Tandyo Budi R.,…
MONITOR, Jakarta - Pusat Pengembangan Kompetensi Manajemen, Kepemimpinan, dan Moderasi Beragama (Pusbangkom MKMB) Kementerian Agama…