MONITOR, Jakarta – Kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat jangan dipandang sederhana dan merupakan kejadian biasa.
Pengamat Intelijen & Terorisme Harits Abu Ulya mengingatkan bahwa laksana bara dalam sekam, peristiwa di tanah Cendrawasih tersebut dapat menjadi pemantik untuk menjadi sebuah momentum politik oleh pihak tertentu.
“Kasus Papua tidak boleh di anggap sederhana, kecil bahkan dianggap kejadian biasa. Jika Jakarta tidak cepat bertindak maka berpeluang menjadi buah simalakama,” kata Harits dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (20/8).
“Pemantik itu bisa saja by design oleh oknum-oknum tertentu di saat ada momentum yang tepat. Aparat perlu memburu sumber-sumber pusat provokasi,” tambahnya.
Pemerintah jangan lupa, sambung dia, di Papua ada gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang terus bekerja untuk melepaskan Papua dari NKRI.
Tidak terkecuali, imbuhnya, adanya keterlibatan pihak asing dalam melihat Papua sangat seksi dan menarik untuk dikangkangi.
“Di saat ada momentum yang menguntungkan, maka tidak menutup kemungkinan kontraksi di Papua kali ini akan sulit di selesaikan dan OPM bisa saja menunggangi. Dan pihak asing juga terus bekerja “mengawal” isu Papua sampai target mereka tercapai,” pungkas dia
MONITOR, Jakarta - Pertamina Eco RunFest 2024 siap digelar pada Minggu, 24 November 2024, di…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) menggelar ajang perdana Kepustakaan Islam Award (KIA) di Jakarta…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama RI, melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam menggelar Kepustakaan Islam…
MONITOR, Jatim - Anggota Komisi III DPR RI M. Nasir Djamil menyayangkan adanya kasus polisi tembak…
MONITOR, Yogyakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. bersama anak usahanya, PT Jasamarga Jogja Bawen…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar hari ini, Sabtu (23/11/2024), bertolak ke Arab Saudi.…