Sabtu, 20 April, 2024

Pengelolaan Sampah Terpadu, Solusi Permasalahan Sampah Plastik

MONITOR, Jakarta – Pengelolaan sampah terpadu sangat diperlukan dalam menyelesaikan permasalahan sampah plastik di Indonesia.

“Plastik merupakan barang berguna yang diaplikasikan ke jutaan jenis kebutuhan manusia sehari-hari, dari interior mobil dan pesawat terbang, furniture, sampai ke kemasan makanan. Dari pertama kali ditemukan sampai saat ini, plastik telah meningkatkan kualitas hidup manusia secara signifikan, terutama dalam segi penghematan energi dan kesehatan,” kata Direktur bidang Olefin dan Aromatik Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik (Inaplas),Edi Rivai, Sabtu (10/8).

Sementara itu, perwakilan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi), Indra Novint, mengatakan untuk mendukung pertumbuhan industri, diperlukan iklim usaha yang kondusif dan mumpuni, bukan pelarangan terhadap produk plastik seperti kantong plastik. 

“Plastik itu dapat didaur ulang dan perlu dilihat sebagai produk bernilai, bukan sampah,” papar dia. 

Industri daur ulang, lanjut Indra, adalah industri padat karya yang rantai nilainya menyerap jutaan tenaga kerja yang meliputi unit usaha kecil menengah, pelapak, pengepul dan pemulung yang akan terkena dampak buruk jika produk plastik dilarang.

“Tiga kunci utama permasalahan sampah plastik, adalah perubahan perilaku memilah sampah plastik dari sumber yang bisa dilakukan dalam gerakan nasional serempak di Indonesia. Kemudian, bisa dilakukan dengan peningkatan jumlah fasilitas pengelolaan sampah secara signifikan, baik infrastruktur maupun sumber daya manusia di setiap daerah dan memupuk pertumbuhan industri daur ulang agar menyerap lebih banyak sampah plastik,” ujar Indra.

Berdasarkan data Inaplas, pada tahun lalu, total konsumsi plastik di Indonesia mencapai 5,2 juta ton dengan rata-rata konsumsi per kapita sebesar 19,8 kg/kapita, jauh lebih rendah dibandingkan konsumsi plastik di negara lain seperti Korea, Jerman, Jepang, serta Vietnam yang konsumsi per kapita masing-masing sebesar 141 kg, 95,8 kg, 69,2 kg, dan 42,1 kg. Angka konsumsi suatu negara berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan ekonomi serta kemajuan suatu negara.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER