MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengaku heran dengan niatan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendatangkan rektor asing ke universitas atau perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Menurut dia, bila niatannya untuk meningkatkan kualitas kampus nasional, maka Menristekdikti harusnya mempunyai formulasi program kerja yang bisa Ia koordinasikan dengan rektor-rektor kampus dalam negeri.
Jika untuk meningkatkan kualitas, kampus harus dipimpin oleh rektor asing, maka kapabilitas Menristekdikti jadi dipertanyakan.
“Lah sampeyan jadi menteri apa kerjaannya?! Begitu lho!” ketus Fahri kepada wartawan, di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (31/7).
“Lah, kita ini membentuk kabinet dan memilih menteri-menteri ini sebagai menteri, kan karena kita anggap dia jago membereskan (persoalan,red) itu,” imbuh Fahri.
Bermudah-mudah ‘lempar handuk’ dalam mencapai gol, menurut Fahri, bukanlah hal tepat. Tidak hanya itu, politikus PKS itu pun juga menyinggung pengelolaan BUMN yang gagal dipimpin orang asing.
“Ini kan kayak sebenarnya mau buang badan terus. Gagal membuat BUMN kita kelas dunia cari CEO asing, gagal membuat kampus menjadi kelas dunia, cari rektor asing,” tambahnya.
Kalau begitu caranya, kata Fahri, “nanti naikin saja ke atas, jangan-jangan kita nggak sanggup jadi presiden juga, (kemudian, red) nyari orang asing jadi presiden,”sebut dia.
Fahri berharap, pemerintah lebih percaya pada sumber daya manusia (SDM) dalam negeri dan mengoptimalkannya.
“Kayak nggak sanggup. Sanggup kita. Apa yang kita nggak sanggup, Bos? Iya kan?,” pungkas salah satu inisiator Garbi tersebut.