PERTANIAN

Kementan Minta Serapan Gabah Petani Ditingkatkan

MONITOR, Jakarta – Rakor Serap gabah/beras (sergap) di kantor pusat perum Bulog Selasa (23/7) yang dipimpin Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi dan Direktur Pengadaan Bulog, dan Direktur Komersil Bulog menghasilkan kesepakatan bahwa peningkatan serap gabah/beras harus ditingkatkan.

Dalam rakor tersebut Agung menekankan pentingnya mempercepat sergap hingga bulan Agustus mendatang.

“Bulog harus memanfaatkan momentum panen Juli sampai Agustus ini, mengingat tren panen mengalami penurunan hingga September nanti. Jika tidak, kita akan kehilangan kesempatan,” Jelas Agung.

Dijelaskan Agung, realisasi sergap hingga saat ini baru mencapai 46% dari total target hingga Desember sebesar 1,8 juta ton. Target sergap sampai dengan Agustus 1,250 juta ton, realisasi pengadaan Bulog 800 ribu ton.

“Untuk memenuhi target tersebut, Bulog harus menyerap gabah/beras sebesar 400 ribu ton hingga akhir Agustus ini,” tegas Agung.

Terlebih lagi di bulan-bulan ini terjadi kekeringan di beberapa wilayah. Berdasarkan prakiraan BMKG, sebagian besar wilayah di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sudah tidak mengalami hujan lebih dari 30 hari. Wilayah yang terdampak kekeringan mencapai kurang lebih 100 kabupaten/kota.

Hal ini tentu berdampak pada kenaikan harga beras di pasaran. Karena itu, Agung berharap Bulog sudah mengantisipasi situasi ini dengan menerapkan mekanisme komersil untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Direktur Pengadaan Perum Bulog, Bachtiar, berkomitmen untuk mengejar realisasi pengadaan dengan memanfaatkan momen panen gadu di bulan Juli – Agustus. Beberapa strategi yang dilakukan untuk mencapai target antara lain: Bulog akan fokus pada pengadaan gabah khususnya hasil on farm dan pengadaan buy to sell untuk pengadaan komersial, move dan sewa gudang filial untuk penyediaan space gudang.

“Bulog juga akan berupaya meningkatkan penyaluran stok beras yang tersedia melalui Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), KPSH dan penjualan komersial,” ujar Bachtiar.

Rakor ini dihadiri 10 Kadivre Bulog, yaitu Sumut, Lampung, Sumsel, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalsel, NTB, dan Sulsel.

Daerah ini merupakan wilayah sentra produksi padi yang berkontribusi sampai 85 persen dari total pengadaan gabah/beras nasional.

Recent Posts

DPR Harap Prabowo Suarakan Kemerdekaan Penuh Palestina di Mesir

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta berharap kehadiran Presiden Prabowo Subianto…

5 jam yang lalu

KPI Minta Seluruh Lembaga Penyiaran Hormati Keberagaman Sosial dalam Tayangan

MONITOR, Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta seluruh lembaga penyiaran (TV dan radio) untuk…

5 jam yang lalu

Kritik DPR Soal Kebijakan BPJPH Dinilai Cerminkan Keberpihakan Rakyat

MONITOR, Jakarta - Kritik keras DPR RI terhadap rencana Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJH)…

8 jam yang lalu

Tiga Kementerian Sinergi Perkuat Infrastruktur Pesantren untuk Lindungi Santri

MONITOR, Jakarta - Tragedi ambruknya bangunan musala pondok pesantren menjadi pengingat penting bagi pemerintah untuk…

8 jam yang lalu

MAN IC Pekalongan Gondol Medali Emas Ekonomi pada Ajang OSN 2025

MONITOR, Malang - Delegasi MAN Insan Cendekia Pekalongan (ICP) raih medali emas bidang ekonomi, pada…

10 jam yang lalu

Tentang Bantuan Pesantren dan Rumah Ibadah, Menag: Pastikan Datanya Benar!

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya langkah terpadu antara pusat dan daerah…

10 jam yang lalu