MONITOR, Kulonprogo – Cantik merekah beraneka warna, itulah krisan atau dikenal dengan nama seruni. Bak ratu cantik, pesona krisan terus bependar, tak terkecuali di ranah Perbukitan Menoreh. Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu daerah yang saat ini fokus mengembangkan krisan.
Kondisi lahan maupun agroklimat di daerah ini sangat mendukung untuk pengembangan krisan. Melihat potensi daerah tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura bersama Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo telah menginisiasi pengembangan krisan sejak sekitar enam tahun yang lalu. Pengembangan krisan tak luput peran serta para petani yang tergabung dalam Asosiasi Seruni Menoreh.
Sebagaimana bentuk bunganya, bisnis krisan makin merekah dan menampakkan hasil menggiurkan. Hal ini tidak terlepas dari potensi pasar yang tinggi terhadap produk Krisan Samigaluh. Setiap produk yang dihasilkan selalu terserap pasar.
“Peluang pengembangan krisan di Kabupaten Kulonprogo masih besar. Permintaan pasar terhadap produk krisan tinggi namun belum dapat dipenuhi oleh petani di Kulonprogo,” ujar Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo, Jayeng Purwadi.
Menurut Ketua Asosiasi Seruni Menoreh, Suharso, permintaan krisan dengan warna kuning dan putih paling banyak diminati konsumen. Dirinya menilai perlunya perluasan pengembangan areal baru guna memenuhi tingginya permintaan pasar.
“Selain perluasan lahan, Asosiasi Seruni Menoreh ini juga berencana memperluas pemasaran krisan tidak hanya di pasar lokal, namun juga menembus pasar luar negeri dengan tujuan ekspor ke Jepang,” terang Suharso.
Negeri sakura ini merupakan pengimpor krisan terbesar di Asia. Tidak hanya berencana melakukan perluasan penanaman, pemerintah daerah juga sedang membangun Agrowisata Krisan Gerbosari di sekitar areal pertanaman krisan.
Agrowisata ini, jelas Suharso, dilengkapi dengan saung dan pendopo besar yang dapat digunakan untuk pertemuan. Para pengunjung nantinya dapat melihat pertanaman krisan serta menikmati keindahan panorama perbukitan Menoreh.
“Dengan adanya agrowisata ini diharapkan dapat lebih mempopulerkan krisan, memberikan informasi seluk beluk seputar tanaman krisan, serta ajang rekreasi bagi masyarakat sekitar maupun luar daerah,” papar Suharso.
Pertanaman mulai bermekaran pada pekan kedua hingga keempat bulan Juli. Saat bermekaran nantinya akan terlihat hamparan warna warni bunga krisan, karena dalam satu kubung/greenhouse terdapat beberapa varietas krisan yang memiliki warna maupun bentuk bunga yang berbeda-beda. Adapun bibit yang ditanam berasal dari Balai Penelitian Tanaman Hias.
Pelaksana Tugas Direktur Buah dan Florikultura, Sri Wijayanti Yusuf menyampaikan bahwa potensi pengembangan krisan begitu besar di Kabupaten Kulonprogo ini. Pemerintah pusat dan daerah terus mendorong pengembangan krisan agar mampu memenuhi permintaan pasar lokal maupun ekspor.
“Selain itu dengan dibentuknya agrowisata, akan memberikan nilai tambah ekonomi bagi penduduk setempat. Nah, bagi sobat yang ingin melihat warna warni bunga krisan yang sedang bermekaran, bisa datang langsung ke Agrowisata Krisan Gerbosari pekan ke dua sampai ke empat di Bulan Juli ini,” tutup Yanti dengan nada sumringah.