PERTANIAN

Buah Lokal Indonesia Disukai Masyarakat Guangzhou, Cina Tingkatkan Hubungan Bilateral

MONITOR, Jakarta – Presiden Jokowi dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendorong untuk peningkatan ekspor buah-buahan. Salah satu upayanya adalah mengikuti Fruit Expo 2019 di Guangzhou China. Dalam event tersebut Kementerian Pertanian membawa anggota delegasi 8 pelaku usaha, eksportir sekaligus produsen hortikultura.

Sehari menjelang pembukaan, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Yasid Taufik bersama dengan delegasi RI lainnya bertemu dengan pimpinan Departemen Pertanian dan Urusan Pedesaan yang diwakili Li Xiao Jun, Rabu, (26/6). Pertemuan berlangsung sekitar 1,5 jam dengan mendiskusikan defisit perdagangan hortikultura.

“Indonesia mengalami defisit perdagangan sekitar Rp 17 triliun dan harapannya defisit itu bisa diperkecil dengan hubungan dagang yang lebih baik,” ujar Yasid sekaligus memperkenalkan para pelaku usaha tanah air.

Peluang tersebut bisa didapatkan melalui kerja sama bilateral dengan China. Li Xiao Jun menjelaskan bahwa China tidak memproduksi manggis, salak dan durian padahal masyarakatnya sangat menyukai buah-buahan tersebut.

“Beberapa buah tropis ada yang diproduksi sendiri seperti pisang, buah naga dan lengkeng namun tidak sepanjang tahun karena merupakan negara 4 musim. Pada saat produksi tidak ada, mereka membutuhkan impor dari negara lain,” ujar Xiao Jun.

Perlu diketahui bahwa populasi Propinsi Guangzhou saat ini mencapai 120 juta dengan PDB per kapita 20.000 RMB di atas rata-rata PDB nasional, sehingga merupakan pasar yang sangat potensial. Sejauh ini buah yang sudah masuk pasar China antara lain pisang, salak, manggis dan lengkeng.

Li Wan Zhi, pejabat yang membidangi perdagangan menyampaikan berkenan memfasilitasi pertemuan para pelaku dari Indonesia dengan federasi pengusaha pertanian propinsi Ghuangzhou.

Di akhir pertemuan, Li Xiao Jun berjanji akan memikirkan cara untuk meningkatkan hubungan perdagangan. Di antaranya melalui peningkatan hubungan dengan KJRI di Guangzhou dalam rangka identifikasi hal-hal yg bisa dilakukan.

“Tentu saja kerja sama yang dibangun antara federasi pelaku usaha pertanian China dengan indonesia diharapkan adalah kerjasama jangka panjang,” tambah Xiao Jun.

Sekretaris Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Rossy Verona menyampaikan prioritas utama pemerintah Indonesia adalah memperkecil defisit perdagangan. Rossy Verona mengundang pemerintah Propinsi Guangzhou mengunjungi paviliun Indonesia pada Fruit Expo.

“Kami juga mengundang Propinsi Guangzhou untuk datang pada saat Trade Expo Indonesia yang akan berlangsung pada 16-20 Oktober 2019 di Indonesia sambil berkunjung berkunjung melihat langsung kebun-kebun hortikultura di Indonesia. Sehingga diharapkan bisa melihat langsung keunggulan hortikultura Indonesia dibandingkan negara Asia lainnya,” papar Rossy.

Recent Posts

Bertolak ke Arab Saudi, Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melakukan kunjungan kerja ke Arab Saudi. Menag…

49 menit yang lalu

275 Ekor Kepiting Bakau Merauke Pasok Pasar Kabupaten Subang

MONITOR, Merauke - Karantina Papua Selatan melakukan pemeriksaan terhadap 275 ekor kepiting bakau yang akan…

1 jam yang lalu

Fadli Zon: Pemerintah Perlu Kaji Ulang Wacana Beri Hak Kewarganegaraan Ganda

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR Fadli Zon menekankan wacana pemberian hak kewarganegaraan ganda…

1 jam yang lalu

Pompanisasi, Kementan Gencarkan Percepatan Tanam di Aceh Tamiang

MONITOR, Aceh Tamiang - Kementerian Pertanian RI melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bersama Sekretaris Badan…

2 jam yang lalu

Menag Yaqut Hadiri Musrenbangnas 2024 di JCC

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menghadiri pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional…

3 jam yang lalu

Jamkrindo Kerja Sama Penjaminan Bank Garansi dengan Bank SulutGo

MONITOR, Jakarta - PT Jaminan Kredit Indonesia atau Jamkrindo melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan…

4 jam yang lalu