MONITOR, Sragen – OK OCE Prasasti sebagai penggerak OK OCE tingkat nasional, kini tidak hanya menjangkau masyarakat perkotaan, tetapi merambah ke pedesaan. Pasalnya, aspirasi kemandirian perekonomian yg menjadi wirausaha ataupun mengembangkan usaha warga, seperti pertanian, perkebunan, peternakan.
Rupanya, hal ini yang diinginkan oleh masyarakat pedesaan. Untuk itu, OK OCE Prasasti pada Jumat, 12 April 2019, melakukan sobo (kunjungan) deso ke Desa Gading di wilayah Sragen Jawa Tengah.
Koornas OK OCE Prasasti R.H Victor Aritonang, Sekjen OK OCE Indonesia Zulfiqar Priyatna, dan trainer pertanian Tejo Kuncoro, hadir sebagai narasumber “Sobo Deso”.
Menurut Victor, Sobo Deso OK OCE Prasasti, diadakan untuk memetakan, dan mengembangkan potensi ekonomi lokal sehingga dapat menjadi daerah penghasil produk produk unggulan.
“Dusun Ngeledok Desa Gading, Sragen Jawa Tengah, adalah salah satu penghasil beras terbaik di Indonesia, yang memiliki para petani tangguh secara turun temurun, jagung, kacang dan tebu menjadi komoditi pertanian Dusun Ngeledok untuk itu OK OCE Prasasti hadir ditengah-tengah mereka,” ujarnya.
Victor Aritonang, yang juga Ketua KADIN Jakarta Pusat ini pun menjelaskan bahwa program sobo deso akan terus dilakukan keliling dusun di Jawa Tengah untuk menciptakan pengembangan produktivitas ekonomi lokal sesuai keunggulannya.
Sementara itu, tranine pertanian Tejo Kuncoro, mengatakan, untuk memberikan pelatihan bagaimana menciptakan hasil tani terbaik di lahan kering yang terkendala dengan masalah pengairan.
Menurut Tejo, sistem pengklusteran lahan, contoh pembibitan dan pembudidayaan produk, menjadi program pertama yang dilaksanakan di dusun Ngeledok.
“Kita akan melihat dalam 1 bulan kedepan, apakah ada perbedaan dalam hal hasil dengan menggunakan sistem penggunaan nutrisi dan pengairan yang benar,” ujarnya.
Sementara itu untuk bidang pemetaan pasar yang berkaitan dengan harga dan prioritas jenis komodoti tanam para petani, Sekjen OK OCE Indonesia Zulfiqar Priyatna, mengatakan kehadiran OK OCE di Dusun Ngeledek untuk menuntaskan permasalahan perekonomian disusun tersebut.
“Kelompok-kelompok tani yang ada di dusun ini, harus sering melakukan temu program tanam, dan mengikuti informasi mengenai harga dan komoditi yang sedang di butuhkan di pasar, khususnya Jawa Tengah, kurangi penggunaan pupuk Import,” tutup Zulfiqar.