Sekjen DPP PSI Raja Juli Antoni (dok:merdeka)
MONITOR, Jakarta – Kampanye akbar yang dihelat kubu 02 dinilai sebagian masyarakat sebagai kampanye terbesar sepanjang sejarah demokrasi Indonesia. Sayangnya, agenda akbar ini justru mendulang kritik dari parpol pengusungnya melalui Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam suratnya, SBY menyebut kampanye akbar Prabowo-Sandi itu tidak lazim dan terkesan tidak inklusi. Sorotan ini pun disambut oleh Sekjen PSI Raja Juli Antoni.
Toni, demikian sapaannya, menyebut sejak awal pencalonan Prabowo tidak lazim dalam konteks negara berdasarkan Pancasila, tidak inklusif, dan tidak merepresentasikan kebhinnekaan Indonesia.
Bahkan, serangkaian agenda kampanye seperti shalat Subuh berjamaah di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) dinilai Toni sebagai upaya pencitraan Prabowo-Sandi untuk menggaet suara umat Islam.
“Rakyat cerdas kog, mana santri beneran dan mana santri KW meski pakai sarung dan kibarkan bendera NU. Rakyat juga tau siapa Presiden yang menjalankan perintah agama dan mana yang shalat subuh untuk kampanye saja,” tukas Toni, melalui laman Twitternya, Senin (8/3).
MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus mengintensifkan upayanya dalam memperkuat ekosistem industri halal nasional guna …
MONITOR, Jakarta - Konsul Jenderal (Konjen) Republik Indonesia di Jeddah Yusron B Ambary mengaku mendapat…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinan atas eskalasi konflik bersenjata antara…
MONITOR, Jakarta - Sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan serta mempercepat penurunan angka kemiskinan…
MONITOR, Jakarta - Dalam rangka memperkuat kesiapan kepemimpinan militer di satuan teritorial pembangunan, Panglima TNI…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah menyoroti kasus penembakan brutal yang menewaskan…