HUMANIORA

Guru Besar Kelautan IPB Dianugerahi Gelar Duta Besar Kehormatan Busan Korea Selatan

MONITOR, Jakarta – Pakar Kemaritiman yang juga guru besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Prof Rokhmin Dahuri diangkat menjadi duta besar kehormatan Kota Busan Korea Selatan. Penganugerahan gelar tersebut diberikan langsung Pemerintah Kota Busan dalam acara Busan Night di Grand Hyatt Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Dalam sambutannya, mantan menteri kelautan dan perikanan tersebut mengaku kaget dan mengapresiasi penganugerahan gelar duta besar kehormatan yang kedua didapatinya dari negeri ginseng korea setelah sebelumnya oleh pemerintah Jeju Island.

“Saya benar-benar tidak menyangka karena ini menjadi yang kedua gelar duta besar kehormatan yang saya dapat dari Korea,” katanya membuka sambutan.

Prof. Rokhmin Dahuri memberikan sambutan pada acara pengaungerahan Duta Besar Kehormatan Busan di Malam Busan di Grand Hyatt, Jakarta. Rabu (27/3/2019). Foto : Ibnoe

Prof. Rokhmin yang juga ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu menilai Korea merupakan negara sahabat yang penting dan istimewa karena beberapa hal salah satunya karena saat ini menjadi negara yang memiliki industri dan perekonomian maju di dunia namun tidak pelit dalam kerjasama dengan Indonesia.

“Indonesia harus berterima kasih dengan Korea karena setiap kerjasama, mereka selalu tidak pelit untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologinya kepada Indonesia,” tambahnya.

Guru Besar Kelautan IPB, Prof. Rokhmin Dahuri menerima penganugerahan Duta Besar Kehormatan Busan di Malam Busan di Grand Hyatt, Jakarta. Rabu (27/3/2019). Foto : Ibnoe

Namun, Rokhmin yang juga Ketua DPP PDIP itu menegaskan jika Korea juga harus berterima kasih kepada Indonesia karena berdasarkan sejarah, kemajuan Korea saat ini tidak terlepas dari inspirasi Presiden Korea saat itu Park Jeong-Hee ke Aceh tahun 1961 saat membaca ayat Al-Qur’an.

“Jadi Korea juga harus berterima kasih kepada Indonesia, karena sejarah mencatat inspirasi kemajuan bangsanya saat kunjungan Presiden Park Jeong-Hee ke Indonesia tepatnya ke Aceh tahun 1961 ketika Perdana Menteri menemukan penggalan ayat Al-qur’an yang artinya “Tuhan tidak merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya,” pungkasnya.

Recent Posts

Ancam Keselamatan Siswa, DPR Desak Penghentian Tambang Pasir Karangasem

MONITOR, Bali - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, My Esti Wijayati, menyoroti ancaman serius…

4 jam yang lalu

Produksi Perikanan Budidaya hingga Triwulan Ketiga Capai Sekitar 13,215 Juta Ton

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong produktivitas perikanan budidaya nasional. Berdasarkan…

6 jam yang lalu

Pamitan, Ditjen PHU Persembahkan Buku Memori Kolektif 75 Tahun Kemenag Kelola Haji

MONITOR, Jakarta - Penyelenggaraan haji 2025 menjadi tugas terakhir Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU)…

8 jam yang lalu

Jasa Marga Raih Peringkat Tiga Besar BUMN dengan Predikat Informatif

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk kembali menegaskan posisinya dengan meraih peringkat tiga…

9 jam yang lalu

Kemenag dan Kemenkop Sinergi Penguatan Koperasi Pesantren dan Rumah Ibadah

MONITOR, Tangerang - Kementerian Agama dan Kementerian Koperasi menyepakati kerja sama penguatan koperasi berbasis keagamaan. Kerja…

11 jam yang lalu

Soroti Konflik PBNU, KH Matin Syarkowi: Islah Jalan Terbaik

MONITOR, Jakarta - Konflik internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali menjadi perhatian publik menyusul…

14 jam yang lalu