MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, menilai program kartu yang dicanangkan paslon capres cawapres 01 bukanlah program yang baru. Fahri menilai, gagasan yang diutarakan KH Ma’ruf Amin pada debat cawapres kemarin terkesan konservatif.
“Nampak sekali mana gagasan yang konservatif mana yang progresif. Kyai Ma’ruf masih pakai senjata lama, “Kartu Tak Sakti”. Persis dengan apa yang dilakukan Jokowi dalam debat capres 5 tahun lalu,” ujar Fahri Hamzah, Selasa (19/3).
Misalnya masalah BPJS. Politikus PKS ini mengatakan, BPJS lahir di Era SBY (UU N0.24/2011), diimplementasikan 1 Januari 2014 (akhir pemerintahan SBY). Dalam kampanye, kata Fahri, oleh Jokowi kartu BPJS saat itu diganti dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
“Seolah program baru. Jadilah seolah-olah KIS itu program hebatnya Jokowi. KIS jadi kartu sakti, dibagi-bagi waktu kampanye, jadi ladang elektabilitas,” jelasnya.
“Padahal konsep dan implementasinya dilakukan pada masa SBY, pemerintah baru hanya melanjutkan. Apa akibatnya Kartu Tak Sakti vs Kartu Pamungkas EKTP?” tanya Fahri lagi.
Fahri pun menilai, lantaran dari awal pemerintahan program BPJS ini dijadikan alat popularitas. Maka menurutnya, pengelolaannya pun tampak tidak terlalu diperhatikan.
MONITOR, Jakarta - Koperasi sebagai tonggak pemberdayaan masyarakat, telah membuktikan bahwa ekonomi yang kuat dapat…
MONITOR, Banten - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengaku kaget…
MONITOR, Jakarta – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kementerian Imipas) menyerahkan bantuan untuk pengungsi erupsi Gunung Lewotobi di Lembata, Nusa Tenggara…
MONITOR, Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional atau International Criminal Court (ICC) mengeluarkan surat penangkapan bagi…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin…
MONITOR, Jakarta - Perlindungan hukum bagi pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi perhatian penting di tengah…