POLITIK

Pengamat: Indonesia Tak Mengenal Politik Ancam-mengancam

MONITOR, Jakarta – Gema Muslim Indonesia (GMI) menyerukan akan mengalahkan pasangan calon pilpres yang didukung kelompok yang kerap menyebarkan fitnah dan hoax. Fitnah dan hoax sering menyasar Jokowi-Maruf.

“Sudah cukup Presiden Jokowi difitnah, mulai dari tidak ada adzan, legalkan zinah. Banyak juga yang tebar hoax. GMI akan all out kalahkan capres yang didukung kelompok yang tukang fitnah tersebut,” kata Ketua GMI, Abdullah Kelrey dalam diskusi bertajuk “Semakin Sumuk, Pemilu 2019 Bukan Perang Badar!!” di Gedung Joeang 45, Menteng, Jakarta (Jumat, 15/3/2018).

GMI mengajak masyarakat untuk mendukung pemilu damai tanpa hoax, ujaran kebencian dan politisasi SARA. Di sisi lain mereka mengajak publik ikut menjaga keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan UU 1945.

“Kami juga mengecam pihak yang sudah melakukan ancaman kepada Jokowi. Seruan people power Amien Rais tidak patut dicontoh,” kata Dullah.

Di tempat yang sama, pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI), Jerry Massie menyatakan ancam-mengancam sejatinya bukan gaya berpolitik bangsa Indonesia.

Menurut politik kita dari dulu terkenal santun bukan mengintimidasi. Itu sebuah kebodohan.

Pasalnya, rakyat sangat menjujung tinggi peradaban dan nilai demokrasi. Untuk itu, jangan gunakan politik devide et empire atau politik adu domba. Dia berharap, tidak ada yang menghalalkan segala cara guna memuluskan kepentingan elektoral.

Ditambahkan Jerry, perang yang ditakuti yakni perang politik underground dan undercover (bawah tanah dan penyamaran).

Lanjut kata dia perang Badar tak cocok mau diangkat dalam pilpres lantaran itu perang Rasul SAW di lembah Badar melawan kaum kafir pada 17 Ramadan Tahun ke-2 apalagi mengangkat doanya.

“Ada sejumlah perang diantaranya abad ke-13-14 atau 100 tahun perang Prancis dan Inggrs, perang Napoleon Bonaparte yang memulai revolusi di Prancis 1795. Namun, dia tewas dan kalah pada pertempuran Waterloo. Begitu pula perang dunia I antara koalisi Jerman, Italia, Austria-Hongaria dengan Rusia, Inggris dan Prancis dipicu terbunuhnya pangeran Frans Ferdinand dan istrinya dari Austria oleh pemuda Sarajevo,” kata Jerry.

Sekarang ujarnya, perang utama bukan pilpres, tapi memerangi diri kita sendiri yakni keegoisan, keserakahan bahkan suka menyebar gosip dan hoaks.

“Kita sudah merdeka jangan jangan sampai kita masih dijajah,” kata Jerry.

Recent Posts

IPW: Aduan TNI atas Ferry Irwandi tidak Memiliki Legal Standing Sesuai Ketentuan Hukum

MONITOR, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) menyatakan pengaduan dari Dansatsiber TNI atas diri Aktivis…

25 menit yang lalu

Kemenperin Dukung Percepatan Transformasi IKM Fesyen Berkelanjutan

MONITOR, Jakarta - Industri fesyen kini menjadi salah satu sektor yang memiliki pengaruh besar terhadap…

2 jam yang lalu

Sinergi BPJPH dan BGN, Pertegas Komitmen Pemerintah tentang Standar Halal

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama memandang nota kesepahaman kerja sama penyelenggaraan jaminan produk halal antara…

11 jam yang lalu

DPR Akui Amarah Rakyat Sebagai Peringatan Keras

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Benny K. Harman berbicara soal meningkatnya kritik…

14 jam yang lalu

DPR Pangkas Rp260 Miliar per Tahun, Transformasi Jangan Berhenti di Senayan

MONITOR, Jakarta - Keputusan DPR RI memangkas sejumlah tunjangan, termasuk tunjangan perumahan sebesar Rp 50…

16 jam yang lalu

Soroti Tragedi Vian Ruma, DPR Ingatkan Pentingnya Perlindungan Aktivis Lingkungan

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan menyampaikan keprihatinan mendalam atas meninggalnya…

16 jam yang lalu