MONITOR, Sorolangun – nergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Minggu sore hari ini (3/3) melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sorolangun, Jambi untuk meresmikan proyek infrastruktur listrik baru dan sumur bor air tanah. Peresmian tersebut dipusatkan di lokasi Gardu Induk Sarolangun di Gunung Kembang, Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Turut hadir dalam acara peresmian tersebut antara lain Gubernur Jambi, Bupati Sarolangun, Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Rizal Djalil dan Plt. Komisaris Utama PT PLN (Persero) Ilya Avianti.
Infrastruktur kelistrikan yang diresmikan terdiri dari Gardu Induk 150 kV Sarolangun, Transmisi 150 kV Muara Bulian-Sarolangun, Gardu Induk 150 kV Sungai Penuh dan Transmisi 150 kV Bangko-Merangin-Sungai Penuh. Sedangkan sumur bor air tanah yang diresmikan berada di 6 kabupaten yaitu Sarolangun, Batanghari, Muaro Jambi, Tebo, Bungo, dan Merangin.
Panjang transmisi 150 kV Muara Bulian-Sarolangun yaitu 83,6 kms dan terdiri dari 245 tower yang bertujuan untuk menyalurkan tenaga listrik dari beberapa pembangkit yang ada seperti PLTG Batang Hari, PLTG Payo Selincah, dan PLTG CNG Sungai Gelam sehingga dapat didistribusikan kepada masyarakat di Kabupaten Sarolangun dan sekitarnya.
Sedangkan panjang transmisi 150 kV Bangko-Merangin-Sungai Penuh yaitu 137,7 kms dengan 432 tower yang bertujuan untuk memperluas penyediaan tenaga listrik kepada masyarakat di Kabupaten Merangin, Kerinci, Kota Sungai Penuh dan sekitarnya.
Dalam sambutannya Menteri Jonan mengatakan bahwa sekarang listrik sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat, sehingga semua daerah harus bisa menikmati listrik tanpa terkecuali.
“Jadi 4 infrastruktur yang kita resmikan itu merupakan bagian dari sistem kelistrikan trans Sumatera. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun ini jaringan listrik trans Sumatera akan selesai. Jadi listrik yang bisa dinikmati semua wilayah di Sumatera akan sama, baik di Sumsel, Lampung, Jambi akan sama,” ungkap Menteri Jonan.
Jonan menambahkan bahwa rasio elektrifikasi nasional akhir tahun lalu sebesar 98,3%, dan tahun 2019 ditargetnya mencapai 99,9% “Tentunya di provinsi Jambi juga bisa mencapai itu,” tambahnya.
Dalam menyediakan tarif listrik, Pemerintah tidak hanya mempertimbangkan supply listrik saja tetapi harganya harus terjangkau. “Pemerintah memperhatikan daya beli masyarakat. Yang penting adalah listriknya ada dan tarifnya terjangkau. Makanya sampai hari ini Pemerintah tidak mempertimbangkan kenaikan tarif listrik. Bahkan mulai bulan ini pelanggan PLN 900 VA tarifnya dikurangi dari Rp. 1.352 per kWh menjadi Rp. 1.300 kWh,” tambah Jonan.
Pada kesempatan tersebut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana menyampaikan bahwa rasio elektfikasi Provinsi Jambi telah mencapai angka 98,09% atau hampir mendekati rasio elektrifkasi nasional sebesar 98,3%.
“Sedangkan rasio elektrifikasi di Kabupaten Sarolangun sebesar 92,66%, Batanghari 84,63%, Muaro Jambi 92,76%, Bungo 93,09%, Tebo 81,82%, Merangin 93,95%, Kerinci 89,17%, dan Kota Sungai Penuh 89,93%,” ungkap Rida.
Dengan beroperasinya gardu induk dan jaringan transmisi tersebut akan mengoptimalkan pasokan listrik di berbagai kabupaten di Jambi termasuk menggantikan suplai listrik dari pembangkit berbahan bakar diesel. Sehingga terdapat potensi penghematan di wilayah Sarolangun sebesar Rp. 9,2 miliar per tahun sedangkan wilayah Bangko-Merangin-Sungai Penuh sebesar Rp. 28 miliar per bulan. Selain itu juga terdapat potensi tambahan penjualan listrik PLN di wilayah Soralangun sekitar Rp. 53 miliar per tahun.
Sumur Bor Berikan Akses Air Bersih Bagi Warga
Pada periode tahun 2005 sampai dengan 2018, Badan Geologi, Kementerian ESDM telah membangun sumur bor di daerah sulit air bersih di seluruh Indonesia sebanyak 2.288 unit sumur bor yang dapat melayani 6,6 juta jiwa.
Untuk di Provinsi Jambi sendiri, pada periode 2015-2018 telah dibangun sebanyak 40 unit, tersebar di 9 kabupaten yang mampu melayani sebanyak 112.500 jiwa penduduk.
Pada tahun 2018, Kementerian ESDM telah bangun 506 unit sumur bor di 27 provinsi termasuk 12 unit di 6 kabupaten di Provinsi Jambi. Sumur-sumur tersebut mampu melayani 38.952 jiwa penduduk. Adapun 2 dari 12 sumur bor di Jambi telah kami resmikan pertengahan tahun lalu.
“Yang paling pas pak Gubernur (Jambi) mengajukan usulan program air bersih untuk 5 tahun. Misalnya 200 unit. Karena 200 unit itu bisa memberikan layanan air bersih hingga 700 ribu orang. Itu sekitar 20% masyarakat Jambi,” ungkap Jonan.
Sebagaimana diketahui 6 titik sumur bor air tanah di Provinsi Jambi tersebut berada di Kabupaten Sarolangun, Batanghari, Muaro Jambi, Tebo, Bungo, dan Merangin.