PERTANIAN

Enterpreneur Kafe, Peluang Bisnis Generasi Milenial Yogyakarta

MONITOR, Yogyakarta – Siapa yang tak kenal Yogyakarta? Ya, sebagai kota pelajar sekaligus kota kuliner seperti dua sisi satu keping uang logam yang tentunya tidak dapat dipisahkan. Situasi tersebut lengkap dengan kehadiran generasi muda Yogyakarta yang belakangan mengalami transformasi gaya hidup/life style.

Menurut Direktur Polbangtan Yogyakarta, Rajiman tranformasi gaya hidup tersebut akan membawa implikasi bisnis baru, konsumen baru dan value baru bagi Yogyakarta, khususnya untuk generasi muda.

“Perubahan ini membuka peluang bisnis baru bagi generasi muda yang peka terhadap perubahan dinamika lingkungan strategis lokal, regional dan global,” kata Rajiman

Seperti diketahui, gaya hidup kota wisata seperti Yogyakarta tentu tidak lepas dari caffe, sebagaimana kota-kota destinasi wisata di seluruh dunia. Demikian peluang bisnis bagi enterpreuner muda seperti yang dijelaskan Rajiman.

“Situasi kota pelajar, kota kuliner dan destinasi utama pariwisata ini menjadikan peluang bagi para enterpreuner muda untuk meraih masa depan ekonominya,” ungkapnya.

“Fakta menunjukkan bahwa Pulau Bali dapat mensejahterakan rakyatnya dengan bergantung pada sumber utama mata pencahariannya yaitu Pariwisata,” tambahnya.

Tantangan untuk Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta

Dengan peralihan gaya hidup yang menuju lingkungan bisnis kuliner berkonsep kafe, tentu peluang bisnis coffe pun ikut menanjak. Menurut Rajiman, hal itu menjadi tantangan yang baik bagi Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta guna menyiapkan enterpreunernya untuk menjawab tantangan tersebut.

Untuk itu, kata dia, Polbangtan Yogyakarta-Magelang melakukan pendampingan dan penguatan mahasiswa dan pebisnis kafe di kota Yogyakarta dan sekitarnya. Pendampingan dan penguatan dilakukan melalui branding dekorasi, branding menu, branding pelayanan, branding kesehatan hingga pemasaran.

“Dalam jangka menengah, para mahasiswa diharapkan melakukan kerjasama dengan pemilik kafe untuk melakukan suplai pasokan bahan baku. Selanjutnya melalui magang link and match, dalam jangka 6 bulan,” diharapkan mahasiswa bisa memulai bisnis kafe mandiri berdasarkan ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama magang,” paparnya.

Recent Posts

RGC FIA UI Gelar Pelatihan Pengembangan Kompetensi SDM Penjaminan Kredit

MONITOR, Jakarta - Risk Governance Centre (RGC) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) kembali…

2 jam yang lalu

Seribu Peserta CFD Ikuti Mawlid Funwalk, Menag Ajak Warga Sambut Maulid dengan Menjaga Toleransi

MONITOR, Jakarta - Sebanyak 1.000 peserta mengikuti Car Free Day (CFD) Mawlid Funwalk di Jalan…

2 jam yang lalu

DPR Kawal RUU KUHAP, Beri Kepastian Hukum Acara Pidana

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Gilang Dhielafararez, menekankan pentingnya percepatan penyelesaian revisi…

7 jam yang lalu

Kemenag dan Kemenperin Kerja Sama Perkuat Pengawasan dan Sertifikasi Produk Halal

MONITOR, Jakarta - Direktur Jaminan Produk Halal (JPH) Kementerian Agama, Muhammad Fuad Nasar, menegaskan komitmennya…

9 jam yang lalu

Ribuan Guru Ikuti Uji Pengetahuan PPG Mapel Umum 2025

MONITOR, Jakarta - Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyelenggarakan Uji…

16 jam yang lalu

Kemenperin Tegaskan Pentingnya Transparansi dan Konsistensi Industri Tekstil Nasional

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan pentingnya transparansi, kepatuhan administratif, serta konsistensi strategi bagi…

22 jam yang lalu